Home » » Rahim Ibu Pertiwi, Masihkah Mampu Melahirkan Pemimpin..??

Rahim Ibu Pertiwi, Masihkah Mampu Melahirkan Pemimpin..??



 Gejolak yang terjadi saat ini, lengkap dengan potret kepemimpinan yang ada. Gelanggang politik yang makin terlihat serta percaturan yang saling menghancurkan satu sama lain sudah mulai mencuat kepermukaan, moment 2014 ialah moment pengkaryaan dan pencitraan. Masing-masing pemilik tampuk kekuasaan dalam tubuh indonesia saat ini saling unjuk gigi. Mereka memperlihatkan keunggulan satu sama lain, dan saling siku menyikut menjatuhan satu sama lain.
Mereka yang berkuasa, makin apik bermain dengan segenap kelebihan materi yang mereka miliki. Nampaknya Politik saat ini sudah sangat mahal dan elite. Tak butuh orang yang berkantong tipis, tapi yang dibutukan orang yang berkantong tebal dan berpakaian necis. Fakta yang ada, banyak sekali para calon wakil rakyat yang tak terpilih histeris dan bunuh diri, karena uang yang mereka gunakan untuk kampanye tidak sedkiti. Bahkan ada yang sudah menjualkan hartanya ataupun menggadaikan rumahnya. Hingga manakala kegagalan yang ia dapatkan menghasilkan beban psikis dan materi, banyak yang bunuh diri, stress dan bahkan suami menjual istri.

Ironis memang, betapa fenomena ini menjadi fenomena yang biasa, utamanya pasca pemilu. Sepertinya masyarakat saat ini merasa tak tabuh lagi. Pendidikan yang makin carut marut, permasalahan ekonomi yang tak berkesudahan, hutang luar negeri yang setiap tahun makin menumpuk. Korupsi di mana-mana serta minimnya karakter pemimpin yang mampu memberikan solusi dalam permalsahan yang ada.
Krisis kepemiimpin yang ada saat ini, membentuk opini-opini dalam public. Semakin melihatkan betapa buruknya sisitem demokrasi yang ada. Demokrasi seperti alat untuk mendapatkan sebuah hak kekuasaan dan untuk melegalkan apa yang mereka ingin kan. Seperti halnya saat ini, sudah kita ketahui bersama bahwa saat ini untuk menjadi pejabat pemerintah harus mengeluarkan kocek yang besar. Jadi nanti ketika ia menjabat, ia harus mengembalikan modal terlebih dahulu, dan bagaimana ia mau berfokus terhadap kinerjanya, sedangkan yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana mengembalikan uang kampanye dengan proyek-proyek yang ada.
Masih banyak lagi kebobrokan yang lain, system dinasti yang dipakai. Banyaknya kolega dan kalangan keluarga yang menjadi bagian dari struktur ketika menjabat menjadi pejabat pemerintah, sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintahan saat ini sudah menjadi milik keluarga seperti Dinasti yang ada pada fase terdahulu. Miris memang melihat kenyataan yang ada. Terkadang menimbulkan pertanyaan besar dalam ruang hati ini, semakin  tak karuannya politik negeri ini.

Mencari sosok pemimpin yang berintergritas, loyalitas dan amanah..??

1 komentar: