Menggugat ‘Pemuda’ Hari Ini



(Oleh: Zainal Ummari)

Berbicara masalah pemuda maka sangat sukar rasanya jika kita pisahkan dengan kata perubahan. Penulis sangat yakin bahwa, tidak seorang pun yang bias membantah bahwa hanya pemudalah yang mampu melakukan perubahan. Betapa tidak, sejarah dunia dan Indonesia sendiri telah membuktikan bahwa disetiap perubahan, pemudalah yang menjadi garda terdepan dalam memperjuangkannya. Banyak tokoh-tokoh pemuda yang muncul tampil sebagai pemimin suatu perubahan. Sosok Muhammad SAW  yang tidak asing lagi sebagai seorang pemuda pelopor perubahan dunia dengan ajaran Islam yang dibawanya mampu mengubah kondisi kehidupan masyarakat arab pada saat itu dan hingga  akhirnya Islam tersebar keseluruh penjuru dan mewarnai kehidupan umat manusia. Kisah lain tentang pemuda adalah sejarah Muhammad Al-Fatih yang berhasil memperbesar pengaruh Turki Utsmaniah di abad ke 14. Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, dia mampu memimpin Turki menjadi kekuatan adidaya yang tak tertandingi pada zamannya. Maju lagi kedepan sejarah mencatat, revolusi kemerdekaan Amerika seperti kita lihat digerakkan oleh beberapa orang pemuda seprti Benjamin Franklin, George Washington, John Adams, Thomas Jefferson, John Jay, James Medison, dan Alexander Hamilton.

Pernyataan Sikap KAMMI “9 Tahun SBY: Indonesia Sekarat, Saatnya Indonesia Taubat!”

KAMMI.or.id - PADA tanggal 20 Oktober 2009, MPR secara resmi melantik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prof. Dr. Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Tahun ini, kepemimpinan mereka telah memasuki tahun keempat dan menyisakan satu tahun lagi kepemimpinan. KAMMI melihat bahwa selama ini, rezim SBY-Boediono selama ini yang dibangun di atas oligarki antara pemilik kekuasaan politik (Presiden dan Partai Penguasa) dengan pemilik kekuasaan modal (bisnis dan konglomerasi besar). Konsekuensinya, oligarki tersebut membuat kehidupan masyarakat kecil kian tertindas.

KAMMI: Tidak ada Hari Pangan tanpa Perbaikan Nasib Petani


KAMMI.or.id. - Tanggal 16 Oktober diperingati secara internasional sebagai momentum Hari Pangan Sedunia. Tahun ini, peringatan Hari Pangan Sedunia dipusatkan di Padang, Sumatera Barat, dengan mengambil tema “Optimalisasi Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan”. Pada peringatan Hari Pangan tahun ini, apa yang bisa kita sikapi?
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Mei 2013 mencatat adanya penyusutan 5,04 juta keluarga tani dari 31,27 juta keluarga per tahun 2003 menjadi 26,13 juta keluarga per tahun 2013. Artinya jumlah keluarga tani susut rata-rata 500.000 rumah tangga per tahun. Sebaliknya, di periode yang sama, jumlah perusahaan pertaniaan bertambah 1.475 perusahaan. Dari 4.011 perusahaan per tahun 2003 menjadi 5.486 perusahaan per tahun 2013. Jumlah rumah tangga usaha pertanian juga mengalami penurunan per tahun sebesar 1,75 persen, dengan total penurunan 5,04 juta rumah tangga dari 2003-2013. Pada tahun 2003 terdapat 31,17 juta rumah tangga (Sensus Pertanian 2003) dan menyusut menjadi 26,13 juta rumah tangga di tahun 2013.