Home » » Bahaya Lisan dan Keutamaan Mnjaganya

Bahaya Lisan dan Keutamaan Mnjaganya



Oleh Mayang Indah ( Humas KAMMI Al-Quds 2013-2014)
Meninggalkan perkataan yang tiada berguna itu akan membuahkan kata-kata yang bijak. Sedangkan meninggalkan pandangan yang tidak berguna itu akan membuahkan kekhusyukan dan ketakutan terhadap ALLAH SWT. Meninggalkan makan yang berlebihan akan membuahkan kenikmatan dalam ibadah. Meninggalkan tawa yang berlebihan akan membuahkan wibawa. Meninggalkan kecendrungan pada yang diharamkan ALLAH Ta’ala. Meninggalkan sikap mencari keslahan orang lain akan membuahkan hilangnya aib sendiri. Dan meninggalkan buruk sangka kepada ALLAH akan melenyapkan sifat ragu, syirik dari hati” (Kata Bijak)
Ada sebuah kisah menarik di zaman Rasulullah Saw, Manakala di hari itu Rasul tak melihat Ka’ab. Kemudian Rasulpun bertanya kepada sahabat, “wahai Sahabat dimana kah gerangan Ka’ab..?”. Lantas sahabat berkata bahwa “Ka’ab sedang sakit ya Rasul”.  Rasulpun bersegera untuk menjenguk  Ka’ab dan berkata “ Wahai Ka’ab Bergembiralah”.
Mendengar perkataan ibunda ka’ab spontan berkata “Selamat Engkau memperoleh surga, wahai Ka’ab”.
Rasullullah saw lalu bertanya “ Siapa yang berucap seperti itu terhadap ALLAH.? “
Ka’ab menjawab. Itu Ibuku”
 Rasulullah saw. Lalu berkata, “ Bagaimana engkau tahu, wahai ummu Ka’ab? Barangkali Ka’ab pernah mengucapkan perkataan yang tidak pantas, atau mendengarkan sesuatu yang tidak pantas. Lalu Rasulullah saw pun bersabda, “ Ibadah itu ada Sembilan bagian dalam bentuk diam, dan satu bagian dalam bentuk menjauhi manusia”
Dalam sebuah hikmah dijelaskan, “ Sembilan dari sepuluh bagian ibadah itu ada dalam diam”. Dan diceritakan juga dalam kisah  wanita suci Maryam yang bernazar tidak akan berkata apapun dan ia menahan lidahnya karena ALLAH Ta’ala atas fitnahan, cacian dan makian yang ia terima karena melahirkan seorang anak tanpa memilki seorang ayah. Maka ALLAH pun membuat bicara lidahnya seorang bayi (Isa as) yang sebenarnya tidak bisa bicara. ALLAH telah membuatnya bicara karena Maryam.
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain” (Qs. Al-Hujurat : 12)
Siapapun yang memelihara lidahnya karena ALLAH di dunia, maka ALLAH akan membuat lidahnya mudah mengucapkan syahadat ketika hendak meninggalkan dan berjumpa ALLAH. Dan siapa saja yang tidak menjaga lidahnya untuk menodai kehormatan kaum muslimin dan mengikuti cela-cela mereka, maka ALLAH akan menahan lidahnya dari ungkapan syhadat ketika hendak meninggal.
“ Seorang Muslim itu ialah yang tidak menganggu kaum muslimin dengan lidah dan tangannya” (HR. Muslim no. 40)
Di dalam lembaran-lembaran suhuf yang diwahyukan kepada Nabi Ibrahim as disebutkan, “hendaknya orang berakal itu bisa mengerti keadaan, mengerjakan keperluannya dan menjaga lisannya“
Pepatah Indonesia mengatakan bahwa Lisan itu lebih tajam dari pada pedang, maka dari tu hendanya menjaga lisan dan berkatalah sesuai keadaan dan kebutuhan, berhenti membuang kata-kata yang tidak perlu untuk dikatakan. Karena itu merupakan pekerjaan yang sia-sia. Dan bertakwalah kepada ALLAH dan sibukan diri dengan mencari aib sendiri dari pada mencari aib orang lain. Jangan menjadi lalat yang menghindari  dari tubuh-tubuh yang sehat dan lebih suka hinggap di borok-borok  hingga membuatnya semakin parah. Siapa saja yang mencari-cari kejelekan orang lain dan meyelidiki cacat-cacat mereka, sibuk dengan aib orang lain dan membiarkan aibnya sendiri, maka ALLAH akan menguasakan orang yang akan mencari-cari aib dan kejelekan-kejelekan untuk disebarkan, yang memperhatikan cela-celanya lalu mengungkapkan dan menyebarkannya kepada masyarakat.  Wallaualam Bisowaf…

0 komentar:

Posting Komentar