Perubahan Dan Perbaikan, Tanpa Tawaran!!





 (Oleh: Indah Lestary)
                “ tidak akan berubah nasib suatu kaum, hingga mereka berusaha mengubahnya sendiri”
sebuah kutipan dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita yang telah Allah janjikan, yang tiada keraguan didalamnya, yang dikaruniakan kepada umatNya, yang didalamnya terdapat banyak pelajaran kehidupan jika kita mau mempelajarinya dan Dzat Yang Maha Mengetahui itu meridhoi dan melimpahkan rahmatNya, maka kita dapat mengambil pelajaran tersebut.  Dan semoga kita termasuk orang-orang yang tidak akan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengharapkan ridhoNya serta senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada kita.
                Sebagai seorang mahasiswa, generasi penerus bangsa, penentu maasa depan bangsa khususnya, banyak peran dan hal yang menjadi kewajiban yang harus kita lakukan dalam mencapai masa depan bangsa yang lebih baik dengan berlandaskan dasar hukum islam yang ada yang telah diaturNya dengan sempurna, tak ada keraguaan didalamnya, aturan untuk semua aspek kehidupanpun ada didalamnya, solusi, sejarah maupun ramalan kehidupan untuk kedepanpun sudah ada didalamnya, tanpa rekayasa, tanpa sentuhan tangan manusia dalam pembuatannya. Yah itulah al-qur’an dan Islam, sebuah itab dan agama yang sempurna.
                Namun pada kenyataannya, fakta kehidupan yang ada saat ini sangatlah bebeda jauh dari aturan yang ada didalam islam yang telah diatur didalam kitabNya sebagai pedoman hidup. Peran sebagai hambaNya pun tak dapat dijalankan sesuai dengan aturan, terlebih lagi pengertian yang sangat luas, yang menyebutkan manusia sebagai khalifah di bumi ini. Bagaimana sebuah amanah sebagi seorang Khalifah itu dapat terjalankan, jika kewajiban kita sebagai hambaNya saja tidak dapat dijalankan sesuai dengan aturanNya. Pengetahuan tentang aturan islam yang kurang, membuat pemahaman tentang islam itu sendiri menjadi salah, hingga penerapannya sudah pasti akan salah besar. Itulah yang terjadi saat ini, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya???
                Pertanyaan kecil, namun besar yang harus kita lakukan untuk menjawabnya dalam menyikapi kondisi saat ini yang telah jauh menyimpang dari ajaran islam. Sesuatu yang besar itu akan terasa ringan jika kita melakukannya bersama, dengan pemahaman yang sama, dan  tujuan yang sama. Dua kata yang akan menentukan baik buruknya masa depan yang akan kita jalani dan kita dapatkan. “perubahan dan perbaikan”, itulah dua kata yang penuh makna dan dibutuhkan pengorbanan yang penuh juga. Itulah salah satu pradigma KAMMI, yang  akan kita lakukan bersama dalam mencapai tujuan yang sama.
                Jika perubahan dan perbaikan adalah sebuah kalimat umum yang belum ada deskripsi secara jelas dalam penerapannya, maka kita juga harus memikirkan apa yang akan kita lakukan sebagai bentuk real dalam mewujudkan perubahan dan perbaikan demi kemajuan bangsa ini. Yah, kembali lagi pada status kita sebagai seorang mahasiswa dan kader KAMMI khususnya, serta aktivis katanya saat ini,bentuk real yang dapat kita lakukan bisa kita ambil dari point2 ynag ada dalam prinsip gerakan KAMMI, diantaranya yaitu:
-          Menjadikan solusi islam sebagai tawaran jalan perjuangan KAMMI
-          Perbaikan adlaah tradisi perjuangan KAMMI
Dimulai dari hal kecil dalam menyelesaikan setiap masalah, kembalikanlah semuanya atas berlandaskan landasan islam yang telah diatur didalam Al-qur’an, karena semua aspek kehidupan telah diatur didalamnya, sehingga permasalahan apapun yang akan diselasaikan Insyaallah semua ada solusinya dalam islam, selain al-qur’an merupakan rahmatan lilalamin, al-qur’an juga bersifat berkembang mengikuti perkembangan zaman dan tidka lekang termakan oleh waktu, sehingga kapanpun kita bisa menjadikannya dasar hukum yang akan terus berlaku hingga hari kiamat datang.
Selanjunya setelah solusi kita dapatkan, maka saatnya mengadakan perbaikan dlaam setiap hal yang akan kita lakukan, menjadikan perbaikan itu sebagai tradisi pergerakan kita, semua keputusan yang idak dapat diterima oleh akal sehat serta melenceng dari ajaran islam, maka wajib bagi kita untuk memperjuangan perbaikkan terhadapnya, memperjuangankan keadilan, menegakkan kebenaran, dimanapun dan kapunpun.
Itulah beberapa hal yang dapat kita lakukan dan terapkan mulai dari sekarang, untuk mencapai masa depan yang lebih baik lagi, dimulai dari hal kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang. Semoga pejuangan itu tidak akan sia-sia dan tercapai apa yang menjadi tujuan kita.
Belum selesai,  perjalan dalam menerapkan 2 kata yang menjadi paradigma gerakan KAMMI tadi tidak hanya berhenti hanya pada penerapannya dikampus saja, jika kita akan merubah suatu negara untuk lebih baik, maka baikkanlah diri sendiri terhapan diri sendiri dulu, lalu keluarga kita, teman dan orang yang ada disekitar kita, lalu masyarakat yang ada disekitar kita,berlanjut kkota kita, provinsi, hingga negara menjadi lebih baik. Perubahan dan perbaikan harus diterapkan dimanapun dan kapanpun kita berada, dan untuk siapa saja yang membutuhkannya, yang menjadi kewajiban kita menjalankannya dalam mnempatkan peran kita secara benar.
Pesan terakhir penulis, dalam menjalankan peran kita sebagai apapun, perubahan dan perbaikanlah yang harus kita lakukan, dimanapun kapanpun, tanpa tawaran dan pilihan lain untuk memperjuangakan kebaikan. Jangan pernah berhenti melakukan perubahan dan perbaikan yang lebih baik lagi untuk mencapai kebaikan yang lebih besar...
“karna sesuatu yang besar akan tercapai jika diawali dengan niat yang besar serta usaha yang besar juga”....

               
               

Hujan Penuh Berkah, Menyelimuti Aksi Solidaritas KAMMI UNSRI





Ada duka ditengah Gaza. Tragedi pembantaian ini berawal ketika Israel mengklaim Hamas melakukan penculikan terhadap 3 remaja Israel pada 12 Juni lalu. Tiga Remaja tersebut akhirnya ditemukan tewas, Israel menuduh Hamas-lah yang membunuh mereka meski tanpa ada tanda bukti nyata atas tuduhan tersebut. Mereka melakukan balas dendam dengan terencana terhadap warga Palestina dengan menculik remaja Palestina yang bernama Muhammad Abu Khdeir (17), Ia disiksa lalu dibakar hingga meninggal dunia.
Selain bentrok di Jerussalem, Sejak Rabu (2/7) Gaza diserang menggunakan pesawat dan Apache Israel. Pada Senin malam (7/7) mereka dibombardir oleh Israel sampai lebih dari 50 Wilayah di jalur Gaza, ini semua menyebabkan 22 warga sipil luka-luka dan seorang tewas. Tak kurang dari 800 ton bom telah diuncurkan oleh pasukan Israel ke lebih dari 750 titik target di sepanjang Jalur Gaza dengan membabi buta. Kementrian kesehatan Palestina mengatakan bahwa sekitar 120 jiwa telah Syahid dan sekitar 700 jiwa telah luka parah maupun ringan dalam sepekan ini. Israel berdalih serangan dilancarkan untuk menghancurkan basis-basis perlawanan pejuang Hamas, namun pada kenyataannya sasaran tembak adalah warga sipil, wanita-wanita, dan mayoritas anak-anak yang sejatinya tidak memiliki beban moral apapun. Kemudian sejauh ini PBB belum beraksi nyata untuk menghentikan tragedy humanis di Gaza.
Membuka kisah ini, seakan-akan Mahasiswa yang notabenenya bergerak dibidang akademisi ikut turun kejalan. Pada Sabtu (12/7) sore kemarin Mahasiwa/I UNSRI Indralaya dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar Aksi Solidaritas yang Goal utamanya adalah meng-galang dan menghimpun dana dari setiap pengguna jalan dan warga dilingkungan Timbangan, Ogan Ilir. Ini merupakan aksi yang kesekian kalinya dilakukan oleh para mahasiswa untuk membantu dan meringankan beban dari saudara seiman yang ada di Palestina. Yang menarik adalah meskipun cuaca yang begitu menyamankan orang untuk tidur “Hujan”, Namun Mahasiswa/I ini meskipun badannya menggigil kedinginan tetapi dalam hatinya berkobar api penuh kehangatan yang tercipta dari rasa cinta mereka terhadap saudara yang ada Di jalur Gaza.

“Niat ikhlas untuk menyatukan pikiran dan tenaga ini, memberikan persatuan yang dahsyat”, Ujar Galang (Humas). Tak ayal jika melihat fenomena ini disetiap sendi kampus yang ada di Indonesia baik itu di Jakarta, di serang, di Palembang, dan yang lain akan terus mengerahkan apa yang bisa dikontribusikan. Sampai detik akhir Aksi solidaritas ini menghasilkan akumulasi dana sekitar Rp. 3.300.100,- dibaca Tiga juta tiga ratus ribu seratus rupiah. Inshaa Allah hadir untuk meringankan beban saudara yang ada di jalur Gaza, Palestina. (indrly/sgs)