Menggugat Status IPK Sebagai Penentu Masa Depan


Edisi PMB 
Oleh: Hayrunizar 

Cara terbaik meramalkan masa depan, adalah dengan menciptakan masa depan itu sendiri”. 
(Peter F. Drucker) 

Boleh jadi, hingga detik ini anda masih belum menyadari takdir sesungguhnya, atau bahkan cenderung belum percaya sepenuhnya, bahwa saat ini anda tengah menjajaki pintu gerbang status yang dominan di buru oleh mayoritas pemuda ‘haus’ ilmu. Status yang kemudian mencitrakan anda sebagai pemuda berwibawa. Status yang mayoritas orang berpendapat mampu menghantarkan pemiliknya ke taraf kesejahteraan hidup. Serta status yang hanya dimiliki oleh segelintir pemuda yang mampu berkompetisi dalam kesempitan kesempatan. Ya, semua orang menyebut status tersebut dengan kata mahasiswa. 

Berbicara tentang kesempatan, maka tidak akan pernah terlepas dengan opsi atau pilihan. Karena pada hakikatnya, terlepas dari takdir yang telah memberi kesempatan kepada anda untuk mengenyam pendidikan tinggi, sesungguhnya ada celah dimana anda diberi kesempatan untuk memilih serta merencanakan, termasuk peristiwa diterimanya anda pada perguruan tinggi dan hal ihwal masa depan anda. Maka dari itu, merupakan hal yang wajar bila seorang Peter F. Drucker menyatakan bahwa dengan menciptakan masa depanlah, cara terbaik untuk meramalkan masa depan. Sebab jika kita renungkan sejenak, ada proses ikhtiar dimana terjadi penggemblengan diri sebelum menuju kompetisi, yang hal itu berupa; keuletan mendalami ilmu pada tataran sekolah menengah, mematuhi tata tertib lembaga sekolah menengah, hingga persiapan-persiapan lainnya yang berhubungan dengan pencapaian terbaik nilai afektif, kognitif, dan psikomotorik. Yang kemudian membuahkan hasil masuknya anda dalam kualifikasi standar untuk menjadi seorang mahasiswa pada perguruan tinggi. Karena secara sadar ataupun tidak, anda mampu menjadi bagian dari komunitas intelektual yang merupakan bagian kecil suatu masyarakat negara, adalah bentuk kesuksesan anda menciptakan atau merencanakan masa depan. 

Lalu, yang perlu anda sadari adalah keberhasilan usaha untuk menyentuh gerbang status mahasiswa, baru sebatas langkah awal, masih begitu panjang perjalanan yang akan di tempuh untuk mencapai kematangan intelektual dan karakter diri. Kembali ke kalimat awal, untuk merebut masa depan anda yang ‘dilumuri’ dengan intelektualitas, kemapanan karakter, serta kesuksesan di berbagai lini kehidupan, anda pun mesti melakukan penciptaan masa depan itu dengan melewati proses-proses ikhtiar kembali melalui metode yang tentunya berbeda dan lebih berat dibandingkan proses usaha merebut status mahasiswa. Yang kini menjadi tanda tanya besar dalam benak kita, bagaimana metode merebut kemapanan masa depan itu? 

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pengangguran di Indonesia mencapai 4,1 juta (21 persen) dari jumlah angkatan kerja sebanyak 21,2 juta pada tahun 2011. Dari 4,1 juta pengangguran tersebut separuhnya (50 persen) adalah lulusan diploma dan sarjana. Data tersebut menggambarkan kepada kita bahwa lulusnya seseorang dengan menyandang predikat sarjana, belum bisa memastikan dirinya untuk mampu berkontestasi di dunia kerja. Data di atas juga menjelaskan, tanpa gelar sarjana pun seseorang bisa melepaskan dirinya dari predikat pengangguran. Bahkan tidak menutup kemungkinan, 50 persen pengangguran intelektual itu hanya menjadi penghias tatanan masyarakatnya tanpa mampu memberikan kemaslahatan lingkungan dan meningkatkan taraf hidup keluarganya. Muncul tanya kembali, mengapa orang-orang yang ditempa di kondisi lingkungan ilmiah dan riset menjadi tak bertaring ketika berhadapan dengan realitas hidup? Padahal logika sederhananya, mereka telah dibekali keilmuan lebih dari cukup untuk mengikuti kontes kehidupa

Jawaban dari pertanyaan mendasar itu adalah, mereka tidak melewati seutuhnya proses penciptaan masa depan ketika mereka berstatus sebagai ‘warga negara’ kampus. Semua proses yang mestinya dilalui untuk membentuk kemapanan karakter dan intelektualitas hanya mereka lewati sepotong-sepotong. Maka dampaknya, mereka kehilangan karakter yang itu dibutuhkan untuk menjadi tenaga profesional. Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Baswedan dalam Roadshow "Setahun Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi", menyatakan bahwa; "IPK tinggi hanya mengantarkan mahasiswa pada panggilan wawancara, yang membuatnya sukses adalah kemampuan leadership dan kematangan karakter".

Kini kita telah menemukan benang merah yang menghubungkan antara karakter kepemimpinan dan kesuksesan masa depan. Sekarang untuk mampu menciptakan masa depan yang diinginkan, anda tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan beban Sistem Kredit Semester (SKS) mata kuliah, tetapi anda juga dituntut untuk memiliki talenta atau softskills berupa kemampuan leadership, manajemen waktu, manajemen SDM, kemampuan merencanakan, kemapanan komunikasi publik, dan sederet ketrampilan lainnya yang itu tidak diperoleh di bangku kuliah, di rumah kos, bahkan di kantin. Kemampuan-kemampuan tersebut, hanya akan di dapat manakala seorang mahasiswa menjadi bagian dari organisasi kemahasiswaan, ia bersedia menggeluti semua kurikulum ‘sekolah aktivis’ yang itu hanya ada bila seseorang berorganisasi. Karena fakta telah membuktikan mahasiswa yang semasa studi kampusnya menggeluti dunia aktivitas organisasi, di dalam dirinya tersemai instrumen karakter kepemimpinan yang matang. Melalui ‘sekolah aktivis’ tersebut mereka terpaksa melatih diri untuk menyeimbangkan antara studi dan organisasi, terpaksa untuk berbicara di muka umum, terpaksa merencanakan program kerja organisasi, dan sederet keterpaksaan lain yang berdampak tersusunnya wawasan kepemimpinan dan karakter dalam dirinya.

Hipotesa di atas bukan berangkat dari persepsi pribadi semata, karena Berdasarkan hasil survei NACE (National Association of Colleges and Employers) pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin perusahaan tentang kualitas terpenting seseorang, hasilnya berturut-turut adalah kemampuan berkomunikasi, kejujuran dan integritas, kemampuan bekerjasama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi dan inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitis, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detil, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, IPK, kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha. Bila kita lihat berbagai kompetensi unggul di atas, harga IPK lebih ‘murah’ dibandingkan kemampuan komunikasi dan softskills lainnya, yang itu hanya diperoleh jika anda berorganisasi. 

Akhirnya, semua pilihan dan perencanaan tetap kembali pada individu masing-masing, pilihan ingin berorganisasi atau tidak pun akan kembali pada pribadi masing-masing. Karena dalam kehidupan hanya akan ada 2 pilihan, begitu pun hal ini, hanya ada 2; anda sukses mengulang kecemerlangan merebut masa depan seperti saat anda berhasil menyabet predikat mahasiswa, atau lulus dengan gelar sarjana biasa dengan masa depan yang biasa pula. Persis seperti meramal masa depan, cara terbaik menciptakan kepemimpinan adalah dengan berorganisasi. 


Mengenal Lebih Dekat, Andriyana, KAMMI Satu

Eramadina.com. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di tahun ini telah memiliki seorang pemimpin baru menggantikan Muhammad Ilyas, Lc. pada kepengurusan lalu. Adalah Andriyana, ST. ketua KAMMI periode kini, 2013-2015. Andriyana terpilih pada sidang Muktamar VIII KAMMI awal Juni lalu.
Andriyana sebelumnya pernah menjadi Ketua Kajian Strategi (Kastrat) Kammi UIN SGD, Ketua Kebijakan Publik (KP) Kammi Bandung, Ketua Umum PW Kammi Jawa Barat dan Sekjend Kammi Pusat sebelum kini menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAMMI. Andriyana telah menyelesaikan kuliah S1 jurusan Teknik Informatika di UIN SGD Bandung. Di kampus, Andriyana pernah menempati amanah strategis menjadi Sekjen PIS (Partai Intellectual Society), salah satu partai kampus, dan pernah menjadi ketua DPM (Dewan Pimpinan Mahasiswa) UIN Bandung.
Andriyana menyatakan memulai fase pertama kepemimpinannya dengan penyamaan visi organisasi, pembangunan SOP, dilanjutkan dengan terjun ke lapangan menghadapi transisi demokrasi bangsa.  Pembentukan dan pembangunan KAMMI di daerah-daerah yang baru juga menjadi fokus kerja Andriyana ke depan. Konsolidasi internal kepengurusan turut menjadi prioritas Andriyana dalam memimpin KAMMI.
Andriyana mengibaratkan KAMMI sebagai mobil yang perlu untuk dikuatkan bautnya yang longgar, diservice, diperbarui olinya, yang kesemuanya agar menciptakan internal diri yang kuat untuk laju organisasi lebih mantap. Andriyana meyakini bahwa tanpa didukung visi dan diri yang kuat, laju organisasi akan lesu dan alot. Internal yang kuat dan mantap menjadi modal untuk KAMMI bisa berlari, demikian keyakinan Andriyana.
Andriyana menyadari bahwa dalam momentum kepemimpinannya, terdapat momentum 2014 yang merupakan momentum transisi demokrasi. Dalam masa ini, kepemimpinan masa orde baru berakhir menuju masa dengan tatanan demokrasi baru.
Andriyana berprinsip bahwa semestinya KAMMI turun ke jalan untuk membawa sebuah narasi yang besar, sebuah narasi yang dipahami oleh rakyat banyak, sebuah narasi yang bisa mengisi kekosongan wacana kepemimpinan di negeri ini. KAMMI mesti menjadi pihak yang selalu hadir di mana terdapat kekosongan di negeri ini.
Andriyana lahir di Bandung, 30 Oktober 1984. Kini ia tinggal di Jalan Legoso Komplek Telkom, Griya Satwika C3 No.10 Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Andriyana beristrikan Nur Lailasari dan memiliki dua anak yakni Syahdan Fatih Rabbani (3,5 tahun) dan Shafwan (13 bulan).
Andriyana berpesan kepada seluruh kader KAMMI di nusantara untuk terus bergerak karena diam itu berarti mati. Pergerakan menjadi suatu keniscayaan yang mesti terinternalisasi dan menghunjam di setiap jiwa kader KAMMI yang jumlahnya ribuan ini. Pergerakan adalah tanda adanya perubahan dan dari sanalah Andriyana yakini akan terukur dan teruji kualitas seorang diri. Andriyana mantap mengajak seluruh kader KAMMI yang hebat di tanah air ini untuk berlomba membangun sejarah diri, sejarah bangsa ini, dan sejarah agama Islam.
andriyana menyampaikan orasi saat pemilihan kandidiat ketua umum KAMMI
Andriyana menyampaikan orasi saat pemilihan kandididat ketua umum KAMMI
Andriyana, Ketua Umum PP KAMMI 2013-2015
andr
Andriy
andri

Penulis : Sofistika Carevy Ediwindra

KAMMI kerahkan Ratusan Ribu Massa di Seluruh Indonesia, Tolak Kenaikan Harga BBM


Islamedia - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) hari ini, Senin (17/6/2013) melakukan aksi penolakan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. 

Diperkirakan ratusan ribu massa KAMMI di seluruh Indonesia akan turun ke jalan. Targetnya adalah mengepung pusat pemerintahan di 33 provinsi.
 
"Kami turunkan semua kader KAMMI di seluruh Indonesia, bergabung bersama rakyat untuk melawan pemerintah yang tidak pro rakyat. Tolak kenaikan harga BBM," kata Ketua Umum PP KAMMI Andriyana dalam siaran persnya

Di Jakarta, KAMMI menurunkan massanya di dua tempat, di depan Gedung DPR RI Senayan dan di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Sedangkan di daerah, massa KAMMI terkonsentrasi di pusat-pusat pemerintahan di Kantor DPRD dan Kantor Gubernur masing-masing daerah.

"Harga BBM naik, semua harga komoditi akan ikut naik. Rakyat makin tercekik. Tolak kenaikan harga BBM," seru Andriyana.

Menurut Andriyana, kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM subsidi adalah bukti kemalasan pemerintah mencari solusi kebocoran anggaran negara. Karena itulah pemerintah memilih jalan pintas dengan menaikkan harga BBM subsidi yang pasti akan menyengsarakan rakyat.

"Kalau pemerintah serius, kalau pemerintah pro rakyat, harusnya pemerintah melakukan nasionalisasi aset-aset negara dari asing, mencari energi alternatif, menaikkan pajak mobil pribadi dan menangkap para mafia minyak dan mafia pajak yang mengkorupsi pendapatan negara," kata Andriyana.

Namun, menurut Andriyana, pemerintah sudah terlalu malas. Apalagi sebagian besar mereka sudah sibuk memikirkan perolehan suara Pemilu 2014 ketimbang memikirkan nasib rakyat. Pengalihan subsidi BBM ke Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) pun jelas karena motif politik menjelang Pemilu 2014.

"Karena itu, dari Aceh sampai Papua, kader KAMMI serentak turun ke jalan untuk melawan pemerintahan yang tidak pro rakyat lagi. Tolak kenaikan harga BBM subsidi," tandas Andriyana.[trbn/kammi/im]

17 Juni, KAMMI-Rakyat Duduki Pusat Pemerintahan

Metrotvnews.com, Jakarta: Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berkoalisi dengan rakyat menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Koalisi itu pun berencana menduduki pusat pemerintahan di 33 provinsi sebagai bentuk penolakan.

"Kita akan menggerakkan kader-kader KAMMI di seluruh Indonesia untuk bersama rakyat melantangkan penolakan kenaikan BBM bersubsidi. Kita akan lumpuhkan pusat pemerintahan di 33 provinsi secara serentak," kata Ketua Umum PP KAMMI Andriyana di Jakarta, Sabtu (15/6).

Menurut Andri, KAMMI menilai kebijakan itu menyengsarakan rakyat. Bila harga BBM naik, otomatis semua harga juga ikut melonjak. Sementara program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sarat kepentingan politik. BLSM, katanya, tak menyentuh rakyat miskin.

"Data BPS mencatat ada sekitar 29 juta rakyat miskin, sedangkan BLSM hanya untuk 15,5 juta saja. Berarti yang 13,5 juta lagi akan hidup semakin miskin karena semua harga akan naik," jelas Andri.

Andri menegaskan pemerintah seharusnya sedikit cerdas mencermati harga BBM. Kenaikan harga BBM yang bergantung harga minyak dunia jelas bisa diprediksi jauh-jauh hari. Namun sayang, partai penguasa pemerintah malah memanfaatkan itu sebagai komoditas politik menjelang Pemilu 2014.

"Banyak yang bisa dilakukan pemerintah, nasionalisasi aset minyak misalnya, serius menghadirkan energi alterlatif misalnya. Solusi lain, bisa juga dengan menaikkan pajak kendaraan mobil pribadi, tanpa menaikkan harga BBM subsidi," papar Andri.

"Karena itu, KAMMI bersama rakyat akan melumpuhkan pusat pemerintahan di 33 provinsi sebagai wujud protes KAMMI atas rencana kenaikan harga BBM subsidi yang dapat melumpuhkan rakyat Indonesia," tandas Andri.(Andhini)

Tata Cara Pembayaran Biaya Pendidikan/UKT (Uang Kuliah Tunggal) Calon Mahasiswa Baru Universitas Sriwijaya (khusus non bidikmisi)


  1. Pembayaran biaya pendidikan atau UKT (Uang Kuliah Tunggal) dilakukan pada tanggal 14 Juni s/d 19 Juni 2013.
  2. Calon mahasiswa baru mendatangi teller atau ATM bank seperti pada formulir registrasi online.
  3. Calon mahasiswa baru  cukup menuliskan NOMOR PESERTA SNMPTN 2013 pada formulir pembayaran khusus yang disediakan pihak bank. Jangan menuliskan nomor rekening rektor yang dituju pada formulir pembayaran.
  4. Jangan sekali-kali melakukan pembayaran UKT dengan cara transfer via rekening ataupun transfer via ATM ke rekening rektor.
  5. Calon mahasiswa membayar biaya pendidikan (UKT) sejumlah seperti yang tertera pada formulir registrasi online.
  6. Untuk pembayaran biaya pendidikan (UKT) yang dilakukan menggunakan mesin ATM, nomor tagihan atau NIM yang digunakan adalah NOMOR PESERTA SNMPTN 2013. Ikutilah petunjuk seperti pada lampiran pengumuman ini.
Untuk lebih jelasnya silahkan buka disini www.unsri.ac.id 

Bagaimana Cara Bergabung Dengan KAMMI (?)

Untuk bergabung dengan KAMMI, teman-teman hanya perlu  menjadi Anggota Biasa 1 (AB 1) KAMMI. AB 1 KAMMI dapat diperoleh melalui proses kaderisasi yang disebut Dauroh Marhalah 1 atau DM 1. Nah, sebelum DM 1, kamu juga harus mengikuti Pra DM. Untuk info tentang KAMMI serta pelaksanaan DM 1, kamu bisa hubungi Komsat di kampus kamu. Untuk mahasiswa Unsri dan sekitarnya, kamu bisa bergabung di KAMMI Al-Quds dan Al-Aqsho. Insya allah DM1 KAMMI Al-Quds akan diselenggarakan pada bulan November 2013.
informasi lebih lanjut hub Akh. Mustakim (089666592995) 

Gelanggang 2014 dan Asa pada Senior "Calon Anggota Dewan"


Seperti yang kita tahu, pesta demokrasi terakbar di negeri ini sebentar lagi terhelat. tepatnya 9 April 2014 kelak. Berbeda dengan pesta kebanyakan, yang sering kita saksikan. Pada tahun 2014 ini begitu banyak artis yang tampil menghibur, jutaan jumlahnya. Pun begitu dengan penonton, sangat membludak, wari-wiri berlalu lalang memenuhi ruas-ruas jalan.

Mulai dari gang sempit di kebun-kebun, hingga jalan protokol di tengah kota. Artis dan penonton tertumpah ruah menyatu dan menjadi satu. Hingga tak jelas lagi mana artis mana penonton. Berpadu dalam satu irama, semua bernyanyi, semua bersorak sorai. Lupakan sejenak segala asa yang menyiksa diri dan negeri ini. Begitulah.

Bagiku secara pribadi, gelanggang 2014 sama saja seperti gelanggang sebelum-sebelumnya, yang telah lalu. Rutinitas lima tahunan. Prasyarat berdemokrasi, katanya. Mesin cetak “siapa” yang akan menyandera dan menikam “siapa” sesudahnya. Memang, mungkin tidak semua.

Walau begitu, tetap ada yang menarik di gelanggang 2014. Karena ada terselib satu “nama” disana. Di dalam daftar nama calon legislative yang tertulis berderet itu. Mungkin bukan hanya nama itu saja yang ku tahu, beberapa nama yang juga tak asing lain, turut ku lihat di daftar itu. Tapi biarkanlah nama-nama itu,  karena memang cuma itu, nama sebagai senior di sebuah organisasi yang pernah ku ikuti. nama itu adalah nama mu, senior.

Bagi ku tak sama sekali ada alasan, untuk sekedar meragukan pilihanmu hijrah berpolitik praktis. Sebagai junior, aku atau mungkin kami tentunya telah mengenal arif seperti apa kiprahmu di jalanan. Karena itulah, kau pantas berjalan dengan pilihan yang kau ambil, bertandang merebut kekuasaan.

Tertulisnya namamu dalam daftar itu, tentu tak sama seperti kebiasaan memajukan kader dari organisasi kita untuk menjadi anggota DPM kampus. Atau menjadi presiden mahasiswa. Tanpa persaingan berarti, Menang. Terlebih lagi pesiwer “taklimat” dan “illanat” sebagai andalan. Jargonik sakti yang mampu menguatkan barisan pemenangan. Manut dalam satu arahan, memberi suara tertuju pada satu pilihan.

Tapi untuk kau kini, penuh bersaingan sengit yang menggigit. Bisa saja kau keluar sebagai pemenang atau tumbang terbuang. Kau bersaing bukan saja dengan lawan dari partai seberang. Tapi juga kawan sekandang satu partai. Katakanlah, kau butuh barisan massa partaimu yang solid itu atau sesekali ingin meminjam untuk memakai jargonik sakti ala partaimu itu, tetap sulit kau menang. Karena, semua itu bukan milikmu seorang. Yang bisa kau lakukan hanyalah berjuang. Iya berjuang, berjuang dengan cinta, kerja dan harmoni persis seperti nyanian para guru di partaimu itu.

Andaikan kau menang kelak, tentu banyak mata akan tertuju pada kiprahmu. Pun begitu denganku. Bukan soal karena tak yakin dengan penjagaan idealismemu seperti saat kau masih di jalanan. Bagi ku sendiri, apakah kau masih segarang saat menggenakan almamater jalanan? Walau tentang ini berjuta pembenaran sudah tertampung, menyatakan dunia jalanan tak sama dengan dunia ruangan. Jalanan yang menyengat dan menghitamkan memang jelas tak bisa disandingkan dengan ruangan yang Full AC, nyaman dan menyejukkan.

Lumrah, seperti yang juga kau tahu. Banyak cerita orang jalanan menjadi anggota dewan, seketika tenggelam. Sekonyong-konyongnya bilang kalau jalanan itu penuh wacana utopis, sedangkan dunia politik kemestian realistis dan kompromis. Ikut arus atau melawan arus. Demikian, konsekuensinya. Tentu kau pun mafhum, betapa telah banyak para senior dari organisasi kita yang kepeleset terbawa arus. Dengan dalih dalam rangka kerja dakwah.

Aku bukan sedang memvonismu akan sama seperti kebanyakan politisi negeri ini, atau hendak mengatakanmu sama saja seperti para pendahulu dari organisasi kita, yang telah lebih dahulu tergerus dalam pusaran air yang menghanyutkan. Tidak Sama sekali. Karena bagiku, kau akan seperti apa kelak, Seperti kebanyakan anggota dewan yang hanya pandai menghabiskan uang, atau berteguh komitmen layaknya sang negarawan sungguhan. Adalah hak yang menjadi pilihanmu.

Sedangkan, aku atau kami semua, hanya sebatas bisa menyiratkan bangga, andai kelak bisa melihatmu berbeda. Berbeda karena kau tampil sebagai pelaku politik yang mencerminkan prototype nilai-nilai organisasi pergerakan kita. Yang saban hari kau, aku, dan kita semua selami saat masih di kampus.

Akhirnya, aku juga tidak bermaksud menuntutmu harus bagaimana. Atau muluk berharap akan kiprahmu. Semua itu tugasmu untuk melakukan pembuktian pada kami semua. Tanpa perlu mengecilkanmu dengan memintamu melapalkan apa yang menjadi prinsif, paradigma dan kredo gerakan organisasi kita. Atau menyuruhmu menyanyikan lagu tekad, mars mahasiswa sembari mengepalkan tangan ke atas.

Biarkanlah semua itu tersimpan dalam diari kenangan bahwa kau pernah hidup di jalanan. Cukup hunuskan saja perisai nuranimu, untuk selalu mengatakan yang benar adalah benar. Dan yang salah adalah salah. Sekalipun engkau mesti adu tegang dengan partaimu. Mematahkan ketidakmungkinan.

Muhammad Iqbal Themi

Denah Kampus Unsri


Andriyana KAMMI Satu 2013-2015

ERAMADINA-COM. TANGERANG - Perhelatan  Muktamar ke-VIII Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang diselenggarakan 30 Mei –  5 Juni 2013 menetapkan Andriyana, S.T. sebagai ketua umum PP KAMMI periode 2013-2015. Keputusan tersebut merupakan hasil syuro’ ahwa yang setelah melewati proses alot hingga memaksa penyelenggaraan muktamar ditambah satu hari, hingga Kamis (6/6/13).
Pasca penetapan pemilihannya, mantan Ketua Pengurus Wilayah (PW) KAMMI Jawa Barat, sekaligus berstatus Seketaris Jendral (Sekjend) demisioner ini menyampaikan pentingnya KAMMI memiliki visi dan narasi yang jelas.
“KAMMI harus bangkit dengan visi dan narasi yang jelas!” ungkap Andriyana mantap.
Andriyana terpilih setelah bersaing ketat dengan kandidat kuat lain, seperti Edi Mardiana, Fikri Aziz, Kartika Nurrokhman, Pangi Syarwi, Noval Abudzar, Mohan, dan Hadi Prayitno.
Sementara itu, Muhammad Ilyas selaku  ketua KAMMI 2011-2013 (demisioner) menyatakan dukungan atas terpilihnya Andriyana sebagai leader baru pengganti dirinya.
“KAMMI harus terus melanjutkan perjuangannya bersama Andriyana dan seluruh elemen KAMMI lainnya,” pungkas Ilyas di akhir acara Muktamar.

Irman Gusman : Demokrasi Menjamin HAM


Eramadina.com-Irman Gusman, S.E., MBA., Ketua DPD RI, menyatakan bahwa demokrasi adalah alternatif dari sistem represif otoriterianisme. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Stadium General di Muktamar VIII KAMMI hari ini, Sabtu (1/6).
“Demokrasi menjamin hak asasi manusia. Dahulu, tidak mungkin kita bisa bergeliat jika tidak dekat dengan kekuasaan, dengan Cendana. Tapi, dengan reformasi, hal itu bisa terjadi kini,” tutur Irman.
Di Aula Universitas Terbuka Tangerang ini, Irman mengingatkan dan membangkitkan semangat para kader KAMMI untuk meluruskan perjuangan reformasi. KAMMI dikatakannya memiliki peran besar dalam reformasi yang telah berusia lima belas tahun ini.
“Menjadi mahasiswa jangan hanya aktif di akademik saja. Mahasiswa harus mampu bermanfaat di banyak kegiatan kemasyarakatan,” tutur Irman di hadapan 400 peserta Muktamar KAMMI se-Indonesia.
“Kalian harus bangga berada di KAMMI. Jika Sukarno membutuhkan sepuluh pemuda untuk mengguncangkan dunia, maka sepuluh pemuda itu adalah pemuda KAMMI,” ucap Irman disambut takbir peserta Muktamar.
Irman juga menuturkan PR besar demokrasi bangsa ini. Pemberantasan KKN, adanya konstitusi yang kuat, supremasi hukum, kebebasan pendapat dan berserikat, kehidupan ekonomi, partisipasi dan budaya politik, kesemua hal itu adalah hal yang kata Irman perlu untuk dibangkitkan dari kehidupan demokrasi negeri ini.
“Tugas kita juga,” lanjut Irman, “adalah bagaimana Islam diimplementasikan dalam kehidupan sosial bukan sekadar ritual.”
Irman menyampaikan juga dalam pemaparannya akan pentingnya merealisasikan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. “Dan bagaimana melahirkan pemimpin demokratis yang memiliki keislaman yang kuat, itu adalah tugas kalian para aktivis,” simpul Irman.

Pengumuman Pembayaran SPP Unsri


Pelanggaran Perumahan Israel Semakin Menjadi-jadi

Eramuslim.com-Rencana Israel untuk membangun 1.000 unit rumah baru di Al-Quds telah memicu badai kecaman, langkah itu menghancurkan setiap kemungkinan perdamaian di Timur Tengah.
“Pemukiman tersebut adalah ilegal berdasarkan hukum internasional dan mengancam tiadanya solusi dua negara akan damai,” kata kepada urusan luar negeri dari EU, Catherine Ashton dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Agence France Presse (AFP) pada Jumat, 31 Mei.
“Uni Eropa telah berulang kali mendesak Israel , untuk segera mengakhiri semua kegiatan permukiman di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem Timur,” katanya.
Pejabat Uni Eropa mengomentari pengumuman pemerintah Israel yang merencanakan membangun 300 unit pemukim ilegal baru di al-Quds.
Juru bicara Kementerian Perumahan Ariel Rosenberg mengatakan pada hari Kamis bahwa unit baru akan dibangun di permukiman Ramot, yang terletak di wilayah yang diduduki oleh Israel pada tahun 1967.
Sehari sebelumnya, sebuah LSM Israel mengatakan bahwa rezim berencana untuk membangun 1.000 unit pemukim baru di al-Quds.
Danny Seidemann, direktur Terrestrial Jerusalem, mengatakan bahwa kontrak untuk 300 rumah di pemukiman timur laut Ramot telah ditandatangani.
Laporan lain telah mengungkapkan bahwa rezim Israel menyita 1.977 hektar tanah Palestina di Tepi Barat yang diduduki untuk permukiman selama 2012.
Amerika Serikat memperingatkan Israel bahwa aktivitas pemukiman di Al-Quds adalah “kontraproduktif” dalam upaya untuk mencapai kesepakatan damai dengan Palestina.
Israel menduduki kota suci dalam perang tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang illegal.
Sejak itu, Israel telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah penindasan untuk memaksa orang Palestina keluar dari kota, termasuk pembongkaran sistematis rumah mereka dan pemukiman bangunan.
Al-Quds adalah rumah bagi Al-Haram Al-Sharif, yang mencakup kuil Masjid Islam tersuci ketiga Al-Aqsa, dan mewakili jantung konflik Arab-Israel.
Ada lebih dari 164 permukiman Yahudi di Tepi Barat, memakan lebih dari 40 persen dari Tepi Barat yang diduduki. (OI.net/Dz)