Home » » ADA APA DENGAN MEDIA SAAT INI..????

ADA APA DENGAN MEDIA SAAT INI..????


Berita yang ditampilkan dalam media masa saat ini begitu ramai, mulai dari media cetak (Koran misalnya), media elektronik (Tv, Radio), dan tak luput internet sebagai media terpopuler yang sering dikunjungi oleh pengggunanya. Mereka berlomba-lomba menampilkan berita, mulai dari yang biasa hingga yang kontroversional. Tujuannya tak lain agar beritanya laku di pasaran di mana masyarakat merupakan objek sasaran penjualan berita. Bahkan dalam berita yang di tampilkan sering terjadi dualisme pendapat, yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah. Ya, itulah untungnya memilki media, mereka yang memilki media, mereka yang berkuasa.  Serta sebagai alat politik. Namun, tak sadarkah penikmat berita itu bukan hanya orang yang memilki pendidikan tinggi saja. Tapi, masyarakat awampun seakan tak ingin ketinggalan berita, yang terlihat mereka seakan memahami berita yang ada, serta membentuk opini-opini berdasarkan asumsi pribadi. Tanpa bekal pemahaman yang jelas.

Jika kita bayangkan, anak kecilpun sebenarnya sudah terkonteminasi oleh berita-berita yang semakin hari tak karuan. Bahkan anak kecilpun sudah banyak yang mengenal Gayus Tambunan, apa lagi setelah keluarnya lagu Gayus Tambunan, makin terkenallah dia. Poltisi Demokrat Anas Urbaningrum, bahkan adikku yang saat ini kelas 1 SD pun sudah tau dengan Angelia Sondakh. Tiap kali aku menonton acara berita di televisi, dia langsung tau dengan nama-nama wakil rakyat yang tersandung korupsi seperti: Angelia Sondakh. Sontak aku terkejut, betapa media memiliki pengaruh besar terhadap mengakarnya suatu berita.
Saat ini adalah momentum 2014, yang mana mereka saling sikut menyikut dalam dunia perpolitikan, sehingga dapat dikatakan bahwa elektabilitas seorang dan partai politik dipertaruhkan. Pasalnya persaingan keras anatar sesame partai yang ingin saling menjatuhkan makin terlihat. Apalagi banyak dianatara mereka yang memilki stasiun televisi, hingga jadilah ini ajang jatuh-menjatuhkan antar partai, mrakyat yang merupakan penonton mulai mengerti dan banyak melahirkan opini-opini,  yang menurut mereka bahwa Politik itu kotor, politik itu jatuh menjatuhkan dan politik itu suatu kejahatan, dan opini-opoini lainnya. Ini adalah fakta, opini yang dibangun oleh masyarakat secara sopradis ini tak lain atas dukungan media yang merupakan media penyalur informasi. Sehingga secara tidak langsung  lebel buruk sudah disandang oleh politis-politis negeri ini.  
Berita yang ditampilkan tampak begitu vulgar, namun itulah media. Menampilkan kejujuran. Sebagai perwujudan dari kredibilitas. Tetapi tetap banyak tersimpan niat-niat lain dari oknum-oknum tertentu, baik yang memiliki media atau yang memilki otoritas dalam negeri ini.
Jika kita kilas balik, bahwasanya ttitik awal dari semua ini adalah media. Bukan untuk bermaksud menyalahkan media. Tapi harusnya media mengetahui dan mampu membangun sebuah opini yang selaras dengan masyarakat, Negara ini sudah terlanjur disebut sebagai Negara korup. Karena media selalu menampilkan  berita yang secara berulang-ulang menampilkan berita yang kontroversional. Sehingga secara alam bawah sadar sudah terbentuk sendiri dalam frame orang Indonesia bahwa Negara ini adalah Negara korup. Dan akan terus berulang yang nantinya akan membentuk pribadi-pribadi yang korup. Nauzubillah min zalik.
Maka dari itu, mulailah bercermin. Media sebagai saluran informasi harus mampu membangun pemikiran masyarakat. Yang titiknya bukan dalam pembentukan pola pikir yang paranoid, tetapi membentuk pola pikir yangmaju ke depannya dengan berita yang bermanfaat. Serta memulai langkah memahami esensi dari media. Agar dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai control social, sehingga masyarakat kita tidak menjadi masyarakat yang paranoid terhadap poltik, karena politik itu adalah suatu yang ada dan  pasti.

Oleh Mayang Indah


1 komentar: