(Oleh : Zainal Ummari )
Berbica soal pemuda maka terbesit dalam fikiran
kita adalah sosok makhluk ciptaan Allah SWT. yang bediri tegap menatap
sebuah kepastian. Tidak perlu berfikir
panjang, namun sebuah keberanian dan tekad yang begitu kuat untuk mewujudkan
sebuah cita-cita yang didambakan. Beberapa model pemuda ideal yang sekaligus
menjadi pemimpin dunia, seperi Rasulullah SAW. Beliau SAW. berdakwah
menyebarkan Islam yang awalnya mengubah suatu kondisi masyarakat pada saat itu
yang dikenal dengan masyarakat Jahiliyah hingga mampu menciptakan sebuah
peradaban baru dengan waktu yang sangat singkat.
Rasulullah SAW. sendiri merupakan sosok suri
tauladan yang sangat luar biasa, sehingga salah satu tokoh non muslim Reverend
Baswarth Smith mengungkapkan: “Muhammad adalah kepala Negara dan juga pemimpin
rumah ibadah, adalah kaisar sekaligus pendeta. Akan tetapi ia adalah pendeta
tanpa pretensi dan kaisar tanpa lencana, tanpa penghasilan tertentu. Jka ada
seseorang yang memiliki hak untuk mengatakan bahwa ia memimpin dengan wewenang
ketuhanan, itulah Muhammad, karena ia memperolah kekuasaannya tanpa dukungan
itu semua. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kehidupan pribadinya selaras
dengan kehidupan rakyatnya.”
Indonesia dan Puncak
Kesejarahan Pemuda
Di Indonesia, istilah pemuda ataupun kaum muda
sendiri pertama kali dikenalkan oleh Abdul Rivai pada tahun 1905 di majalah Bintang Hindia, No. 14. Kaum pemuda oleh
Rivai disefinisikan sebagai seluruh rakyat Hindia Belanda (muda atau tua) yang
tidak lagi bersedia mengikuti aturan kuno. Sebaliknya, mereka berkekhendak untuk
memuliakan harga diri melalui pengetahuan dan ilmu.
Jika kita menapak tilas balik pada sejarah
perjalanan bangsa Indonesia, kiprah pemuda berada pada pos-pos yang strategis
dalam momentum perubahan. Setiap perubahan yang diusung, semangat pemudalah
yang menjadi sumber kekuatan utama. Dan pemuda-pemuda seperti inilah yang
memiliki ambisi dengan kematangan logika dan sifat kritis terhadap lingkungan
disekitarnya yang mampu menciptakan sebuah pembaharuan. Angkatan 08, Angkatan
28, Angkatan 45, angkatan 66, Angkatan 74, dan Angkatan 98 merupakan sebutan
bagi para pemuda dijamannya yang melakukan pembaharuan.
Angkatan 1908 merupakan angkatan yang mendapat
inspirasi dari asiatic revail fenomena
kebangkitan bangsa-bangsa Asia. Pada saat itu Jepang mendapat kemenangan atas
Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga dijadikan momentum sebagai pemberian
pemahaman kepada rakayat atas penindasan kolonial, sehingga tumbuh kesadaran
sebagai bangsa.
Boedi Utomo yang didirikan oleh Dokter Soetomo uang
mendapat dukungan dari Dokter Wahidin menjadi awal sekaligus penanda zaman
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dua puluh tahun kemudian, pergerakan ini kian
tumbuh subur menjadi sebuah kekuatan untuk bersatu dalam satu tanah air dan
satu bangsa Indonesia melalui momentum Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) dimana
dimana para pemuda berikrar untuk mewujudkan bangsa Indonesia.
Angkatan 1945 menjadi pelopor sejarah yang tidak
akan pernah terlupakan oleh anak-anak bangsa sebagai buah manis atau tonggak
sejarah dari perjuangan-perjuangan sebelumnya melalui proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Tokoh pemuda saat itu sebut saja antaralain, Soekarno dan M.
Hatta sebagai proklamator. Hingga seterusnya sejarah estafet perubahan bangsa
Indonesia yang dibawakan pemuda saat itu sesuai dengan bebagai
permasalahan-permasalan yang bermunculan. Seperti Angkatan 1966 melakukan
koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI.
Angkatan 1974 menjadi angkatan yang menkoreksi kebijkan awal pemerintah Orde
Baru. Angkatan 1998 menjadi angkatan pendobrak otokrasi yang dilakuakan oleh
presiden Soeharto. Lewat gerakan reformasi inilah demokrasi tumbuh bersemi di
bumi pertiwi.
Karakter Pemuda Kontemporer,
Cerminan Masa Depan Bangsa
Seiring bergantinya zaman, hari demi hari permasalahan
dan tantangan yang dihadapi bangsa ini semakin sulit dan rumit. Permasalahan
yang datang tidak hanya berupa ancaman yang datangnya dari luar, namun
pondasi-pondasi yang rapuh didalamnya kerap kali menjadi sumber utama dari permasalahan
bangsa ini. Kita ambil salah satu contohnya, dari segi ekonomi, dimana jumlah
penduduk miskin masih tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik terakhir pada bulan September 2012 yang lalu penduduk miskin mencapai
28,59 juta orang atau sekita 16 persen. Tidak akan berbeda jauh dengan kondisi
sekarang kalau dilihat, atas pertimbangan harga kebutuhan pokok yang terus
meningkat dan juga dipengaruhi oleh kondisi pasokan kebutuhan impor yang tidak
stabil.
Di panggung politik permasalahan yang ada mungkin
juga tidak berbeda jauh, lihatlah saja berita korupsi ber-jamaah Hambalang semakin hari semakin memanas hingga terus menyeret
beberapa nama tersangka. Sebuah potret tindakan korupsi para pemimpin-pemimpin
bangsa ini, seolah menjadi tontonan yang tidak lumrah lagi ditayangan
media-media. Disamping itu bobroknya penegakan hukum juga menjadikan indikasi
bahwa bangsa ini bukannya lebih baik, namun makin merosot. Ditambah lagi
perseteruhan lembaga penegak hukum yang tidak sepantasnya untuk dipertontonkan
kepada masyarakat, yang seharusnya memberikan jaminan keamanan kepada masyrakat
justru meresahkan masyarakat. Fenomena yang berkembang bahwa keadilan dari
penegakan hukum seutuhnya sepertinya hanya menjadi harapan belaka bagi
masyarakat, terutama bagi masyarakat kalangan menengah kebawah yang sedikit
modal untuk mengharapkan pembelaan hukum. Ini seolah menjadi sebuah tamparan
keras bagi rakyat atas pilihannya sendiri.
Dan inilah sebuah gambaran kondisi sekarang,
nilai-nilai kemanusiaan yang semakin hari semakin tergerus dan ditopang oleh
pondasi-pondasi yang keropos. Faktor dalam yang banyak menyebabkan kemerosotan
bangsa, belum lagi faktor dari luar dimana bangsa-bangsa asing yang
terus-menerus mengeruk sumberdaya yang ada di negeri ini. Sejarah yang tidak
mungkin kita harapkan terulang kembali ketika krisis moneter 1997 melanda
bangsa ini. Sebuah contoh nyata bagaimana sebuah negara dapat terpuruk akibat
permainan mata uang yang konon dilakukan oleh pelaku pasar uang. Dengan
berbagai permasalahan yang kompleks, maka berdampak besar terhadap ketahanan
nasional sendiri. Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari dalam ataupun luar, secara langsung ataupun tidak langsung mengancam dan
membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Tidak cukup waktu, tidak cukup lembaran untuk
menuliskan masalah-masalah yang akan kita hadapi sekarang. Pastinya inilah
permasalah bangsa kita sekarang. Jika ingin kita banding-bandingkan dengan
sejarah yang telah silam, maka tidak akan jauh berbeda. Namun satu hal yang
harus digaris bawahi dan menjadi bahan pelajaran adalah kepedulian. Kepedulian
terhadap suatu perubahan. Dan ingat sejarah yang telah dicatat dalam tinta emas
sejarah perubahan suatu bangsa dan peradaban, adalah pemuda tokohnya. Lalu
pertanyaannya, dimanakah pemuda Indonesia sekarang, setelah sekian lama redup
?. Lalu jika tidak pemuda, siapa lagi yang akan peduli terhadap bangsa ini
kedepan ?. Apakah semua permaslahannya akan terus berlarut-larut tanpa
perubahan ?.
Masa Emas Itu Akan Terulang
Kembali
Sebuah pemandangan yang sangat kontras, dimana
sebuah perubahan yang dibawakan oleh
pemuda dari zaman-kezaman terlihat sangat jelas sesuai dengan karakter
masing-masing yang dibawakannya. Di
zaman awal perjuangan dakwah Islam misalnya kita mengenal tokoh model pemuda
yang ideal Rasulullah SAW. dengan beberapa orang sahabatnya. Dari zaman
pergerakan kemerdekaan Indonesia kita mengenal beberapa tokoh yang sangat luar
biasa seperti; Ir. Soekarno, Bung Hatta, M. Natsir, dan lainnya.
Memasuki abad ke-21 atau Milenium III telah terjadi
perubahan yang sangat fundamental diberbagai segi kehidupan manusia termasuklah
didalamnya tantangan bangsa yang semakin berat dan rumit seperti telah
diuraikan diatas. Momentum ketika pemuda angkatan terdahulu menanggapi sebuah
permasalahan yang mengancam kehidupan berbangsa, maka pada hari ini juga kita
dipertemukan pada sebuah masalah yang sama. Tinggal saja bagaimana tanggapan
pemuda sekarang untuk berkiprah dalam menciptakan suatu perubahan. Maka dari
itu perlu penyikapan yang serius bagi semua pihak, terutama bagi generasi muda
untuk mempersiapkan diri dalam menjemput suatu perubahan. Pemuda yang berkarakter yang diharapkan sejatinya mampu
menempatkan diri dalam menyikapi semua permasalahan yang ada. Realisasi sikap
peduli berupa kesadaran dan keresahannya dalam menanggapi permasalahan bersama
yang akan dihadapi merupakan modal awal. Paling tidak pemahaman ini yang perlu
dipupuk dalam setiap jiwa pemuda saat ini ketimbang mendahulukan sikap egois
apalagi apatis. Disamping itu langkah-langkah strategis dalam bergerak perlu
dirancang dalam rangka pengoptimalan peran masing-masing pemuda sehingga
menjadi kesatuan kekuatan yang utuh. Disamping itu demi menciptakan
keharmonisan dalam bergerak, segenap pemuda dituntut untuk bersikap dewasa
dalam mempersiapkan semuanya. Karakter kepemimpinan pemuda sedini mingkin harus
dipupuk, agar kedepannya wacana perubahan tidak hanya sekedar impian yang
terputus akibat mandegnya regenerasi.
Mantap...!
BalasHapusAfwan, biar gaa terlalu panjang pas di pos kan,,
BalasHapusantum buat sebgai baca selengkapnya , ada dibagian atas dekat picture itu..
syukron..
Tulisannya keren..:)
bandar sabung ayam
BalasHapus