Oleh Donal Apri (BIE KAMMI Al-Quds)
Euuhh, Setiap
kali aku ingin menulis tentang KAMMI, aku bingung harus memulai dari mana jika
harus bercerita tentang ini. Bingung bukan karena tak ada yang ingin diceritakan,
tapi karena saking banyaknya ceritaku tentang KAMMI ini. Kalau mau di ceritakan
semua, mungkin Auditorium UNSRI pun tak sanggup untuk menampung cerita ini
(saking banyaknya). Hehehe…
KAMMI… ya, itulah namanya yang sering terdengar di telingaku. KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) merupakan elemen gerakan yang telah menisbathkan orientasi gerakannya pada afiliasi kepentingan umat dan cita-cita kemenangan islam. Tidak dapat dipungkiri, hal ini bukan suatu hal yang mudah, selayaknya membalikkan sepenggal telapak kaki (ehh salah, maksudnya telapak tangan J). Berbagai tantangan, tribulasi datang menghadang menjadi suatu kewajiban untuk dihadapi. Disinilah kesiapan KAMMI diuji.bagaimana pilar-pilar kebangkian itu diwujudkan tentunya dicari sebab-sebab (ikhtiar) yang menjadi sumber kekuatan. “Maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya.” ( Q.S Al-Hajj : 15).
#dikutip dari pendahuluan buku putih
kaderisasi
KAMMI Cinta
Pertamaku!!!
Dan aku
mengenalnya disini, di KAMMI Komisariat Al-Quds UNSRI. Awal mula aku jatuh cinta pada organisasi ini
ialah saat aku mengikuti Dauroh Marhalah1 (DM1) di RKC FP UNSRI. Detik itu
juga, aku mulai jatuh cinta pada organisasi ini. Tutur katanya yang lembut,
ajakan ‘harus’nya, tapi tak memaksa, perhatiannya pada peserta, padahal aku
tahu saat itu hanya sedikit panitia yang ada disana. Dengan sabarnya sikap
mereka kepada peserta, perhatiannya, padahal, dengan banyaknya materi DM1 itu,
banyak peserta yang ngantuk. Entah kenapa, 2 hari 2 malam itu aku merasakan ada
‘pengorbanan’ kepada dakwah dari penyelenggara DM1 disana.
Bukan hanya personalnya saja yang membuat aku jatuh
cinta, tapi dari tugas hafalan selama DM1. Q.S. Ash-Shaf:1-4
“(1) Telah bertasbih kepada
Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (2) Wahai orang-orang yang
beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (3) Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan. (4) Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.”
Dalam ayat demi ayat ini, terselip cintanya Allah
yang terbalut dalam teguran-Nya.
Ayat pertama menjelaskan tentang Maha Perkasa &
Maha Bijaksana nya Allah, sehingga seluruh yang ada di langit dan bumi ini
bertasbih hanya kepada-Nya.
Ayat kedua, arti jujur dan ikhlas itu dipertanyakan
Allah. Lalu Allah tegaskan pada ayat yang ketiga. Bergetar siapapun yang membaca ayat ini.
Lalu di ayat ke empat, Allah
jelaskan tentang persaudaraan, tentang sebuah bangunan yang kokoh, maka kita
diminta untuk berbaris, dalam barisan yang rapi dan teratur, bukan berpecah
belah. Visi-Misi harus sama, berjalan bersama-sama, berjama’ah, dan atas niatan
yang sama, Lillahi Ta’ala. Bukan sendiri-sendiri, barisannya semrawut, dan
niatannya sudah tak berlandaskan kepada Allah.
Sadar ataupun tidak, aku pun
tertampar dengan membaca surat ini. Berat rasanya menghapalnya, karena arti
yang terkandung dalam surat ini pun berat. Dari sini jualah cintaku pada KAMMI
ini bertambah
. Sekarang bukan hanya karena
kebaikan personal panitianya, atau orang-orang yang ada di dalamnya, tapi saat
itu aku jatuh cinta karena cinta kepada-Nya, cintaku pada Murobbi Mulia,
Rasulullah SAW, dan cintaku pada Dakwah agama ini.
Tak
peduli berapa orang yang akan mengikutimu,
Tak
peduli faham mereka akan berubah tentangmu,
Tak
peduli dekatnya mereka padamu hanya karena cintanya padamu, bukan landasan cintanya
pada yang Memiliki Cinta,
Tak
peduli akan segalanya.
Engkau
hanya butuh mereka yang setia,
Mereka
yang setia berkorban demi Rabb-nya, Rasul-Nya, risalah-Nya,
Mereka
yang berkorban bukan karena banyaknya pengikutmu yang sebanyak itu,
Tapi
karena benar-benar cinta mereka pada Dakwah ini.
Cinta
yang membawa mereka pada ketenangan hati itu ketika bersamamu,
Senyum
mereka kala berada di barisanmu,
Semangat
mereka ketika bertemu dengan penerus visi-misimu,
Tak ada
kata keluh kesah pada sikap mereka, ketika banyak yang berpaling darimu,
Tak
kendor semangat mereka ketika hanya sedikit yang berada pada barisanmu,
Barisan
yang Allah minta untuk rapi-teratur itu,
Tapi
sebaliknya, senyum semangat mereka malah bertambah, bertambah karena mereka
yakin bahwa merekalah yang terpilih untuk menjaga kemurnian visi-misimu.
Mungkin dari sini aku belajar
tentang sebuah jama’ah. Bukan karena ‘wadah’ nya kita cinta dan mau berada
disana. Tapi lebih dari itu,
seberapa besar cinta kita pada-Nya hingga ‘wadah’ itu dicintai banyak orang…
( BIE = Cerdas,
Kreatif, Mandiri )…
sabung ayam online
BalasHapus