RINGKASAN SIRAH
NABAWIYAH
By Eminniar (Biro Kewirausahaan)
Ø Nasab
Nabi
Dibagi atas tiga klasifikasi, yaitu ;
Klasifikasi kedua (masih
diperselisihkan antara yang mengambil sikap diam daan tidak berkomentar
dengan yang berpendapat tentangnya) ;
Adnan bin Add Humaisi’ bin Salaman
bin Awsh bin Buz bin Qimwal bin Ubay bin Awwam bin Nasyid bin Haza bin
Baldas bin Yadhaf bin Thabikh bin Jahim bin Nahisy bin Makhiy bin Idh bin
Abqar bin Ubaid bin ad-Di’a bin Hamdan bin Sunbur bin Yatsribi bin Yahzan
bin Yalhanbin Ar’awi bin Idh bin Disyan bin Aishar bin Afnad bin Ayham bin
Muqashshirnbin Ahits bin Zarih bin Sumay bin Mizzi bin Udhah bin Uram bin
Qaidar bin Ismail bim Ibrasim AS
|
Klasifikasi ketiga, (yang
tidak diragukan lagi bahwa didalamya terdapat riwayat yang tidak shahih);
Ibrahim AS bin Tarih (nama aslinya,
Azar) bin Nahur bin Saru (atau Sarugh) bin Ra’u bin Falikh bin Abir bin
Syaalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh AS bin Lamik bin Mutawasylikh bin
Akhnukh (ada yang mengatakan bahwa ia adalahnabi Idris AS) bin Yarid bin
Mihla’il bin Qaynan bin Aanusyah bin Syits bin Adam AS
|
Ø Keluarga
Besar Nabi Muhammad SAW
ü Hasyim
Suatu hari ia berniaga ke kota Syam, ketika tiba di Madinah ia menikah dengan Salma binti Amr, memiliki
sembilan orang anak yaitu, empat putranya Asad, Abu Shaifi, Nadhlah, dan Abdul
Muthtalib, sedangkan lima putrinya yaitu asy-Syifa, Khalidah, Dha’ifah,
Ruqayyah, dan Jannah. Meninggal di Ghaza (Palestina) saat isterinya sedang
mengandung Abdul Muthtalib kakek Rasulullah SAW.
ü Abdul
Muthtalib
Lahir pada
tahun 497 M, anaknya berjumlah 16 orang yaitu;
Putra;
1
Al-Harist
2
Az-Zubair
3
Abu Thalib
4
Abdullah
5
Hamzah
6
Abu Lahab
7
Al-Ghaidaq
8
Al-Muqawwam
9
Shaffar
10 Al-Abbas
Putri ;
1
Ummu Hakim (al-Baidha’/
si putih)
2 Barrah
3 Atikah
4 Shaffiyah
5 Arwa
6 Umaimah
ü Abdullah
Adalah sosok anak tertampan diantara saudar-saudaranya, yang mendapat undian untuk dikurbankan atas
nazar ayahnya, namun dicecah olah paman-paman dari pihak sang ibu, akhirnya
Abdul Muthalib lantas mendatangi tukang ramal wanita dan meminta petunjuknya,
si peramal memerintahkan untuk mengundi antara nak penah bertuliskan nama
Abdullah dan yang bertuliskan sepuluh ekor unta.
Ketika diundi nama Abdullah yang keluar maka peramal memerintahkan agar
Abdul Muthalib menambah tebusan sebanyak sepuluh ekor lagi dan kemudian
melakukan pengundian ulang, namun hal yang sama terjadi berulang-ulang hingga
jumlah untah mencapai 100 ekor batulah yang keluar nama Abdullah, maka ia pun menyembelihnya sebagai ganti
Abdullah dan membiarkannya begitu saja dan tidak melarang siapapun yang hendak
memakan daging kurban tersebut baik manusia maupun hewan.
Diriwayatkaan dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda, “Akulah
anak(cucu) dari dua orang yang disembahkan sebagai sembelihan/ kurban” . yakni,
Nabi Ismail AS dan ayah beliau Abdullah.
Menikah dengan Aminah binti Wahab bin Abdu
Manaf bin Zuhrah bin Kilab, ketika Abdullah meninggal Aminaha meratapi
kepergiannya dengan untaian bait syair yang indah
Seorang cucu Hasyim tiba dan
membawa kebaikan di dekat Bathha’
Keluar mendampingi lahad tanpa
suara yang jelas
Rupanya kematian mengundanganya
lantas disambutnya
Ia (kematian) tak pernah
mendapatkan orang semisal cucu Hasyim
Disaat merekah tengah memikul
keranda kematiannya di sore hari
Sahabatnya saling berdesakan
untik melayatnya
Bilalah pemandangan berlebihan
itu diperlakukan maut untuknya
Sungguh itu pantas karena dia
adalah dermawan dan penuh kasih
Abdullah
meninggal ketika Nabi SAW masih dalam kandungan, ia Meninggalkan harta berupa
lima ekor unta, sekumpulan kambing, seorang budak wanita dari Habasyah bernama
Barakah (Ummu Aiman), yang nantinya
menjadi pengasuh Rasulullah SAW.
Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusLebih dan kurang saya mohon maaf. Semoga Allaah SWT selalu mencurahkan kasih sayang kepada kaum Muslim. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, 'alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma'iin.
ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.
RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.
“Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf: 15).
Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.
Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.
Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.
Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.
Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.
------(doa khusus untuk para keluarga, para dan semua yang pernah berjasa pada Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).
ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
---------------------
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie - Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten