Oleh : MEL SEFTRIA DAMAI BULAN
Bismillahirrahmanirrahim. Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
“Katakanlah:
“Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang
Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau
masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan
Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang
Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”
(Q.S.
Ali-Imran : 26-27)
Menilik
dari ayat di atas, sesungguhnya kepada siapapun kekuasaan itu diberikan, itu
atas kehendak Allah. Dia lah yang empunya kekuasaan. Dia lah yang punya hak
untuk memberikan kekuasaan kepada siapapun hamba-Nya. Jadi siapapun ketika
Allah bilang Kun, maka jadilah kita mempunyai kekuasaan. Kita tinggal do’a saja
sebenarnya, tapi apakah semudah itu, ya syaratnya kita mesti benar-benar
menjalankan apa yang Allah perintahkan. Shalat tepat waktu, sunah juga jalan,
dsb.
Nah, apakah sudah mengerti apa yang
dimaksud?? Apa implikasi ayat ini ke organisasi kita? Jadi, semudah itu Allah
memberikan kita jalan kalau memang pengen pegang kekuasaan. Tinggal minta sama
Allah. Minta sama yang empunya kekuasaan. Karena saya dari kaderisasi dan kedudukan
kaderisasi sebagai departemen pengkaderan, yang notabene nya mencari kader,
benerin kader, menyiapkan kader, mendistribusikan kader. Inilah titik pointnya,
dimana kalau pengen punya kader yang berkualitas yang bisa pegang kekuasaan
dengan benar, ya kita minta sama Allah. Mari sama-sama perbaiki diri, lakukan
yang wajib, terus genjot yang sunah. Supaya kader yang kita pengen jadi tambuk
pemegang kekuasaan yang baik, ya benar-benar muncul dan banyak.
Kader itu biasanya adalah cerminan yang
mengkader. Itu pendapat saya, bukan berarti yang dikader mukanya mirip sama
yang mengkader. Pengen kader yang ruhiyah nya bagus, perbaiki ruhiyah kita,
pengen kader yang ini, ya … perbaiki yang ini, pengen yang itu, perbaiki yang
itu. Ya kita bebas memilih, Allah tinggal nepatin
janjinya, kalau kita benar-benar kejer
tuh janji. Allah dulu baru kerja, Allah lagi baru kerja, Allah terus … baru
kerja.
Mari kita izin dulu sama Allah,
mungkin selama ini walaupun kita ibadah, kita lupa untuk minta agar tujuan kita
ini tercapai dan prosesnya dimudahkan
Allah yang Maha Besar. Misalnya setiap sebelum DM (Daurah Marhalah) atau kerennya disebut dengan pelatihan
kepemimpinan, kita izin dulu dan minta
dimudahkan. Apalagi tujuannya, supaya pemimpin-pemimpin yang dicetak adalah
pemimpin yang beriman sama Allah.
Aura DM 1 KAMMI Al-Quds yang makin
terasa, tak ayal membuat saya mengajak segenap sekdept, kadept, ketum, sekum, kabir,
sekbir, dan anggota. Pokoknya siapa pun termasuk pembaca yang ingin
bersama-sama melakukan perbaikan. Mari kita berdo’a bersama, “Ya Allah … Rabb
yang Maha Besar, Astaghfirullahaladziim …
Astaghfirullahaladziim … Astaghfirullahaladziim … kami sebagai pengurus
mohon maaf jika selama ini lupa untuk izin dengan Engkau untuk melakukan
kebaikan-kebaikan dalam mengkader, mungkin diantara kami ada yang sok dalam
mengkader, sok memperbaiki orang lain, padahal diri sendiri belum baik. Sok
mengadakan kegiatan-kegiatan tapi lupa minta barokah dari-Mu. Mulut komat-kamit
ikutan do’a, tapi pikiran dan harapan tidak tertuju pada-Mu. Diantara kami
mungkin ada yang terpaksa ikut kerja, karena sudah terlanjur nyebur, tapi lupa
niat karena sesungguhnya ini untuk Engkau dan Rasul-Mu. Ampuni kami ya Rabb.
Ampuni kami. Sesungguhnya Engkau lah Maha Pengampun. Semoga KAMMI Al-Quds,
khususnya departemen induk ini bisa menghasilkan kader yang taat kepada-Mu. Dan
itu lah kader yang kami berikan untuk dakwah-Mu. Aamiin.”
Se- simple
ini tulisan saya, tetapi inilah urgensi
nya. Mungkin pembahasan ini sudah terlalu umum dan dari segenap pembaca ada
yang lebih mengerti. Tapi kadang kita ini ingat-ingat lupa sama Rabb kita. Semoga
ke depannya, kegiatan bukan hanya jasad yang bergerak tanpa ruh. Tapi
benar-benar tujuannya Adalah Allah.
Semoga semua pengurus mau belajar dan mengerti pentingnya pembahasan ini,
terkhusus saya sendiri. Jalankan yang wajib, hidupkan yang sunnah. Setelah izin
dengan Allah, marilah kita beraksi.
judi sabung ayam
BalasHapus