Home » » Passion kita ?

Passion kita ?




Oleh Umi Qonaah








Salah satu sebab yang kemudian membuat seseorang bertahan pada bidang yang disukainya               -meskipun ditentang orang lain- adalah karena ia merasa hal tersebut sesuai dan cocok dengan dirinya. Istilah kesesuaian dan kecocokan  ini kemudian lebih dikenal dengan passion.
Fitrahnya, wanita terlahir dengan sebaik-baik bentuk. Hal ini telah disebutkan secara gamblang dalam Q.S. At-Tin ayat 4 yang artinya “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Sebab penciptaan yang sebaik-baiknya ini, banyak kita temui di dunia ini wanita yang cantik, cantik luar (fisik atau outer beauty) dan cantik dari dalam (inner beauty).

Memiliki kecantika fisik adalah anugerah besar dari Allah SWT, tetapi tidak sedikit juga yang kemudian menyalahgunakan kecantikan tersebut. Di Indonesia, hampir setiap Kabupaten/Kota/Provinsi setiap tahunnya selalu menggelar kontes unjuk kecantikan fisik. Ada yang bernama pencarian bakat, bujang gadis, kuyung kupek, bujang dehe, abang none, bahkan yang terupdate adalah Miss World 2013 yang telah dimulai beberapa hari yang lalu di Indonesia, tepatnya di Nusa Dua, Bali. Pertanyaannya, mengapa banyak wanita -terutama remaja-remaja- suka mengikuti ajang kontes kecantikan? Pamer kecantikan fisik, gemerlapan dunia dengan pemujaan yang berlebihan dari fans, seolah tak ada beda antara produk yang jual atau tubuh-tubuh mereka yang dijual oleh para kapitalis. Jawabannya sederhana ternyata, mereka meyakini bahwa itu adalah passion mereka.
Menariknya, baru-baru ini -ditengah pro kontra Miss World- ada seorang model Lingerie yang memilih menjadi mu’allaf dan berhijab (republika, ahad 8 september 2013). Wanita itu bernama Carley Watts, seorang model Lingerie ternama asal Inggris. Saat ditanya tentang alasan mengapa ia memeluk islam dan menutup tubuh dengan hijab, Carley mengatakan bahwa hidupnya mungkin memang diatur sesuai keyakinannya (islam), namun ia mengaku tidak pernah merasa khawatir. “di dalam islam, perempuan diperlakukan dengan hormat, muslimah juga menghargai diri dan tubuh mereka.” Begitu papar Carley.
Lain Carley, lain pula dengan kita. Alhamdulillah, kita terlahir dan kemudian mendapati diri kita telah menjadi seorang wanita muslim. Hingga sejauh umur kita ini, Insya Allah kita sedang berproses untuk menjadi wanita muslim yang semakin baik setiap harinya. Pertanyaan selanjutnya adalah adakah kemudian kita menemukan bahwa kita benar-benar telah merasa dimuliakan dengan islam? Benarkah kita telah ridho bahwa salah satu bentuk kemuliaan yang ditujukan kepada kita adalah berjilbab  dengan sempurna? Adakah kita  benar-benar merasakan bahwa menjadi wanita muslim yang taat adalah passion kita?
Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin selamanya tidak akan pernah terjawab ketika kita sendiri tidak mengenal secara menyeluruh tentang bagaimana islam berbicara tentang wanita, bagaimana islam mengatur dan melindungi hak-hak wanita, dll. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita -wanita muslimah- untuk mempelajari agama kita secara menyeluruh, penting bagi kita untuk mengilmui diri kita dengan tuntunan islam. Syekh Ali ath-thanThawi pernah bernasehat kepada putrinya, “wahai putriku.. demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda ketika ia melihat gadis ialah telanjang dihadapannya tanpa busana”. Mudah-mudahan ini menjadi peringatan dan nasehat berharga bagi  kita untuk selalu berbenah dalam keberislaman kita. Kita tentu tidak ingin memiliki sebaik-baik bentuk ketika didunia namun menjadi seburuk-buruk manusia ketika di akhirat kelak.
“dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solehah”
 (H.R.Muslim)

0 komentar:

Posting Komentar