pemilu, pemilu
adakah kini aku tak salah menunggu
pemimpin-pemimpin yang tulus menjenguk hati
bekerja demi kehidupan dan kehormatan bangsa ini
tak hanya menjual janji palsu
namun mengedepankan perbaikan
segudang aib menjadi segudang prestasi
sebagai warga negara yang patuh
kubulatkan tekad untuk ikut bersatu
berjejal di tempat pemungutan suara yang berdebu
berbekal hasil survey track record dan kapabilitas calon pemimpin itu
akhirnya kuserahkan juga pilihanku
pemilu, pemilu
dari sekian juta suara dalam kotak itu
kubayangkan pula selembar suaraku
berdesak-desakan mencari pintu
pintu yang penuh cahaya, dimanakah itu?
o, kuharap ia tak berakhir pilu
dan harapan takkan selamanya kelabu.
(Oleh: Muhary Wahyu Nurba, dengan beberapa gubahan)
Label:
Galeri Puisi