Oleh Nike Ardi/Bendum 2013-2014
“ Ingatlah ketika Tuhan mu berfirman kepada para
malaikat,”sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi
ini,”mereka berkata :”mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi
itu , orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah , padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?.lalu Allah berfirman lagi “ sesungguhnya Aku
lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.(2:30).
Dari
percakapan antara Rabb kita dengan para malaikat –Nya, di atas jelas bahwa kita
di ciptakan oleh ALLAH di Bumi –Nya ini tidaklah semata-mata hanya berdiam diri
dan bertopang dagu saja namun kita ada tujuan
serta amanah yang mesti kita tunaikan, selain kita sebagai penyeru ,kita
juga sebagai pemimpin di muka bumi ini. Namun pemimpin yang seperti apa yang di
maksud oleh Allah dalam firman – Nya di atas?
·
Pemimpin merupakan pusat segala aktivitas dan
perubahan kelompok. Kepemimpinan adalah pusat kehendak yang menggerakkan aneka
aktivitas , perubahan,dan perkembangan kelompok.
·
Kepemimpinan adalah relasi antara
pemimpin(leader) dengan yang dipimpin (follower).
·
Kepemimpinan adalah upaya membimbing anggota
mencapai tujuan bersama.
·
Kepemimpinan adalah kapabilitas yang membuatnya
bekerja secara efektif.
Dari definisi di
atas kepemimpinan dapat di artikan sebagai suatu proses dimana seseorang punya
pengaruh dalam satu kelompok untuk
menggerakkan individu lain untuk meraih tujuan bersama . dengan demikian ,
pemimpin bukan saja orang yang memiliki sifat utama kepemimpinan ( potensial),
tetapi juga mampu mengaktualisasikannya. Begitu lah ungkapan seorang Northouse
dalam M.Alfan Alfian. 2009:65.
Ada empat macam pemimpin dalam Tarbiyah :19,
yaitu sebagai berikut :
1.
Pemimpin yang kuat ,yaitu yang mampu menahan
dirinya dan aparatnya( dari kemewahan dunia ), maka dialah seorang mujahid yang
berjuang di jalan Allah . tangan ALLAH terbentang atasnya dengan rahmat dan
kasih sayang.
2.
Pemimpin yang lemah, yaitu yang mampu menahan
dirinya tetapi membiarkan aparatnya hidup dalam kemewahan , maka dia berada di
tepi jurang kehancuran kecuali jika Allah menyelamatkan dengan rahmat –Nya.
3.
Pemimpin yang mampu menahan aparatnya tetapi
membiarkan dirinya berada dalam kemewahan, maka dialah yang di sebut Al
Huthamah, seperti yang di sabdakan Rasulullah saw, “ seburuk-buruk pemimpin
adlah AL Huthamah, yaitu pemimpin yang binasa dengan sendirinya.
4.
Dan yang terakhir yaitu pemimpin yang membiarkan
dirinya dn aparatnya hidup bergelimang harta , maka mereka semua sma-sama
binasa.”( khalifah Umar bin Khattab radiyallahu anhu).
Namun
kenyataan nya sampai detik ini, yang
tergolong ke dalam pemimpin yang tingkat pertama di atas sangatlah minim,
itulah kenyataan yang mesti kita hadapi, tapi tidak sampai di situ saja, dari
sekian banyak pemimpin di negeri kita tercinta ini,hanya sebatas ambisi pribadi
maupun kelompoknya saja, janji-janji yang di ucapkan ketika menjabat tak di tunaikan semestinya,
kepemimpinan yang tak bersiklus, dan yang katanya sebagai wakil rakyat tak
menunaikan tugasnya, yang katanya kumpulan orang—orang hebat,wakil rakyat
seharunya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, begitulah lirik lagu yang di bawakan oleh
Iwan Fals.sebagian dari genre politik modern adalah adanya tradisi kompromi. Ia
di bungkus dengan merek yang terkesan mulia: musyawarah mufakat. Kekuasaan atau
kepemimipin semestinya adalah tahta dengan tangga-tangganya yang panjang .
tetapi dengan kompromi yang naïf,kekuasaan menjadi tahta tanpa tangga . sebab
roh kekuasaan tidak lagi kecakapan , tapi “ Mumpung ada kesempatan”.*
Tetapi jika kita berkaca dengan para pendahulu kita yang luar biasa
berhasil memimpin dan tentu tak asing
lagi bagi kita bagaimana masa kepemimpinan mereka yang memilki khas
masing-masing dari kelebihan yang Allah berikan untuk mereka. mereka yang lebih mendahulukan kepentingan rakyat nya
dari pada pribadi mereka sendiri. betapa rindunya kita dengan sosok pemimpin
seperti mereka, orang-orang pilihan Allah
dengan usia mereka yang terbilang belia namun mereka berhasil memimpin
seperti kategori pemimpin yang pertama, siapa lagi kalau bukan baginda
Rasulullah saw( yang super dalam segala bidang yang ia pimpin dengan kejujuran,
kesantunan Beliau), Nabi Ibrahim,Nabi Musa,Nabi Yusuf,khalifah Umar bin Abdul
Azis ( pantas lah ia jika di juluki sebagai pemegang politik yang santun)
karena sifatnya yang selalu menjaga agar tidak menggunakan fasilitas Negara
pada masa kepemimpinnnya.
Ini
ada sepenggal kisah mengenai seorang gubernur yang sangat zuhud kepada dunia
yaitu said bin Amir Al-Jumahi,. Aku ingin memberimu amanah menjadi gubernur
“,kata Umar kepada Said. Said berkata “ jangan kau jerumuskan aku ke dalam
fitnah , wahai amirul mukminin. Kalian mengalungkan amanah di leherku, kemudian
kalian tinggalkan aku.”umar mengira said membutuhkan gaji. “ kalau begitu ,
kita berikan untukmu gaji.” Said menjawab, “ Allah telah memberiku rizki yang
cukup bahkan lebih dari yang aku inginkan.”
Begitulah
kursi kegubernuran yang di tolak oleh said dengan halus.walau akhirnya dia
harus menunjukkan ketaatannya kepada kholifah dengan mentaati keinginan umar
yang tetap bersiteguh untuk mengangkatnya sebagai gubernur di syam. Dari
Madinah ia berangkat bersama istrinya menuju tempat tugasnya yang
baru.sesampainya di syam , said memulai harinya dengan amanah baru. Hingga
suatu hari said terlilit kebutuhan yang membutuhkan uang. Sementara tidak ada
uang pribadinya yang bisa ia pakai. Sementara itu Umar mendapatkan utusan dari
syam . mereka datang untuk melaporkan beberapa kebutuhan dan urusan mereka
sebagi rakyat yang hidup di bawah kekhalifahan Umar bin Khattab.
Umar berkata “ tuliskan nama-nama orang yang
miskin di tempat kalian”.dengan agak terkejut,Umar menemui sebuah nama. Said.
Apakah ini said gubernur kalian?, ya, itu said gubernur kami. Dia termasuk
orang-orang miskin? Tanya umar mempertegas, “ya “ jawab mereka meyakinkan.
Berikan ini kepada gubernur kalian,” kata Umar sambil memberikan kantong itu
kepada mereka.
Said membuka kantong itu tanpa sepengetahuan
istrinya. Dan an ternyata kantong itu berisi 1000 dinar. Jumlah yang tidak
sedikit.innalillahi wainna ilaihi rojiun,” katanya lirih. Ternyata istrinya
mendengar perkataan tersebut,. “ apakah amirul mukmininmeninggal ?” Tanya
istrinya. “ tidak , tetapi lebih dari itu, “ kata said. Maukah engkau
membantuku? ‘sambung said. Tentu “ jawab istrinya, dunia telah memasuki diriku
untuk merusak akhirat ku,” kata said.
Esok paginya
, said memanggil orang kepercayaan nya untuk membagikan uang itu kepada
para janda, anak yatim dan orang miskin yang membutuhkan. Tanpa tersisa
sedikitpun.barulah istrinya memahami kata-kata said. Ketika suatu hari istrinya
menuntut uang yang di berikan dari kekhalifahan, sementara uang itu sudah di
sumbangkan untuk orang lain. Hingga tuntutan nya itu membuat said
tersiksa.sampai istrinya tahu bahwa hartanya telah habis di bagikan Cuma-Cuma .
sang istri menangisi kepergian harta itu. Dan inilah yang dikatakan said kepada
istri tercintanya,sebentar istriku, dulu aku mempunyai teman-teman yang kini
telah meninggalkan aku. Aku tidak rela setelah mereka pergi aku bergelimang
harta . dan kemudian bidadari surge itu muncul di langit dunia akan menerangi
seluruh penduduk bumi dan sinarnya itu akan memadamkan sinar matahari dan
rembulan. Pakaian yang di pakainya lebih baik daripada dunia dan seisinya. Maka
aku lebih memilih dirimu untuk menjadi bidadari ku di surge nanti.” Kata-kata
itu membuat istrinya ridho .*
Kehidupan
seorang gubernur said bin Amir tidak terhenti sampai tingkat kesenangan nya
membagikan harta.jika kita melihat kedalam kehidupan pribadinya ia jauh dari
kehidupan layaknya seorang gubernur yang kita jumpai saat ini. Gubernur yang
sangat zuhud terhadap dunia , tidak merasa perlu dengan harta, maka suatu
kemustahilan jika ia tega memakan harta rakyatnya yang ia pimpin. Begitulah
seharusnya layaknya seorang pemimpin, ia tidak akan bisa makan kenyang jika
masih ada rakyatnya yang miskin,tidak
akan bisa hidup nyaman apalagi dalam zona KENYAMANAN , sementara di luar
sana masih berhamburan anak-anak yang kelaparan, ibu-ibu yang meminta-minta di
jalanan.anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak namun
karena biaya pendidikan yang kian
membengkak, mereka kehilangan kesempatan itu.
Mirisnya akan hal ini. Kita tidak bisa hanya diam saja, sebagai generasi
harapan bangsa yang akan mengambil ahli kekuasaan itu , siapalagi kalau bukan
kita sebagai pemuda yang katanya agen perubahan.kini yang harus dilakukan kaum
muda adalah lebih semangat dan konsentrasi memenuhi obsesi dirinya menjadi
orang-orang terbaik yang hidup di zamannya. Setelah itu biarlah masa depan
membuka pintu kepemimpinannya pada mereka yang BERKUALITAS.
Seorang mujadid abad ke-20, Imam Syahid Hsan
Al-Banna mengatakan dalam “wajibatul akh”nya di risatul ta’lim dalam buku
menyiapkan momentum ,”hendaklah kalian bersungguh-sungguh meningkatkan
kapasitas dirimu, hingga tongkat kepemimpinan itu di serahkan pada kalian yang
memiliki kwalitas. Dan semoga di kemudian hari , kita bisa mengambil tauladan
dari pemimpin-pemimpin luar biasa di zaman Rasul dan kulafaur rasyidin.
Setidaknya kita mendekati cara mereka dalam memimpin, agar masa kepemimpinan
itu bisa di pertanggung jawabkan di akhirat kelak. Yang jelas seorang pemimpin
itu semestinya memiliki visi dan misi yang jelas, memiliki jiwa social yang
tinggi, peka dengan rakyat, pemimpin yang sukses ialah pemimpin yang bisa
membawa rakyatnya kepada perbaikan-perbaikan diri,selalu gelisah , memikirkan
rakyatnya.ia tak akan menikmati kursi empuk yang ada, tentu ia akan di sibukan
dengan urusan rakyat nya serta amanah yang ia emban.jadwal padat bukan untuk
diri sendiri tetapi lagi-lagi semua tentang kemaslahatan umat. Semoga kita
menemukan kembali pemimpin itu.
Catatan : *
=di kutip dari majalah tarbiyah edisi 64 th.5: 2003
M.Alfian,Alfan.2009.Menjadi Pemimpin Politik.PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
sabung ayam live
BalasHapus