Eramadina.com. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di tahun ini telah memiliki seorang pemimpin baru menggantikan Muhammad Ilyas, Lc. pada kepengurusan lalu. Adalah Andriyana, ST. ketua KAMMI periode kini, 2013-2015. Andriyana terpilih pada sidang Muktamar VIII KAMMI awal Juni lalu.
Andriyana sebelumnya pernah menjadi Ketua Kajian Strategi (Kastrat) Kammi UIN SGD, Ketua Kebijakan Publik (KP) Kammi Bandung, Ketua Umum PW Kammi Jawa Barat dan Sekjend Kammi Pusat sebelum kini menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAMMI. Andriyana telah menyelesaikan kuliah S1 jurusan Teknik Informatika di UIN SGD Bandung. Di kampus, Andriyana pernah menempati amanah strategis menjadi Sekjen PIS (Partai Intellectual Society), salah satu partai kampus, dan pernah menjadi ketua DPM (Dewan Pimpinan Mahasiswa) UIN Bandung.
Andriyana menyatakan memulai fase pertama kepemimpinannya dengan penyamaan visi organisasi, pembangunan SOP, dilanjutkan dengan terjun ke lapangan menghadapi transisi demokrasi bangsa. Pembentukan dan pembangunan KAMMI di daerah-daerah yang baru juga menjadi fokus kerja Andriyana ke depan. Konsolidasi internal kepengurusan turut menjadi prioritas Andriyana dalam memimpin KAMMI.
Andriyana mengibaratkan KAMMI sebagai mobil yang perlu untuk dikuatkan bautnya yang longgar, diservice, diperbarui olinya, yang kesemuanya agar menciptakan internal diri yang kuat untuk laju organisasi lebih mantap. Andriyana meyakini bahwa tanpa didukung visi dan diri yang kuat, laju organisasi akan lesu dan alot. Internal yang kuat dan mantap menjadi modal untuk KAMMI bisa berlari, demikian keyakinan Andriyana.
Andriyana menyadari bahwa dalam momentum kepemimpinannya, terdapat momentum 2014 yang merupakan momentum transisi demokrasi. Dalam masa ini, kepemimpinan masa orde baru berakhir menuju masa dengan tatanan demokrasi baru.
Andriyana berprinsip bahwa semestinya KAMMI turun ke jalan untuk membawa sebuah narasi yang besar, sebuah narasi yang dipahami oleh rakyat banyak, sebuah narasi yang bisa mengisi kekosongan wacana kepemimpinan di negeri ini. KAMMI mesti menjadi pihak yang selalu hadir di mana terdapat kekosongan di negeri ini.
Andriyana lahir di Bandung, 30 Oktober 1984. Kini ia tinggal di Jalan Legoso Komplek Telkom, Griya Satwika C3 No.10 Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Andriyana beristrikan Nur Lailasari dan memiliki dua anak yakni Syahdan Fatih Rabbani (3,5 tahun) dan Shafwan (13 bulan).
Andriyana berpesan kepada seluruh kader KAMMI di nusantara untuk terus bergerak karena diam itu berarti mati. Pergerakan menjadi suatu keniscayaan yang mesti terinternalisasi dan menghunjam di setiap jiwa kader KAMMI yang jumlahnya ribuan ini. Pergerakan adalah tanda adanya perubahan dan dari sanalah Andriyana yakini akan terukur dan teruji kualitas seorang diri. Andriyana mantap mengajak seluruh kader KAMMI yang hebat di tanah air ini untuk berlomba membangun sejarah diri, sejarah bangsa ini, dan sejarah agama Islam.
Penulis : Sofistika Carevy Ediwindra
0 komentar:
Posting Komentar