By : Giyanto [Agroekoteknologi 2013]
Staff Departement Kaderisasi KAMMI Al-Quds
Aktivis
Wajib Paham Dong…
Ma’rifatullah, Ma’na La ilaha
Illallah, dan Dilarang Berhubungan dengan Jin
A.
Ma’rifatullah
Ma’rifatullah
adalah mengenal Allah SWT. Dimana kalimat ini mengandung makna yang sangat luas
jika kita paparkan, namun pada dasarnya ma’rifatullah adalah bagaimana upaya
kita selaku manusia untuk mengenaal Allah itu sendiri. Boleh jadi kita selaku
manusia yang telah Allah ciptakan di muka bumi ini tidak ada upaya untuk
mengenali siapa yang menciptakan kita sebenarya. Setelah kita memahami makna
ma’rifatullah lebih dalam, maka kita akan bertanya-tanya untuk mengenali Allah
baik dalam bentuk zat maupun sifatnya. Kita tahu bahwa Allah maha pengasih lagi
maha penyayang, mari kita kaji lagi lebih dalam, benarkah Allah maha pengasih?
dan kepada siapakah Allah maha penyayang? Allah maha pengasih kepada semua makhluk yang ada di alam semesta ini, namun Allah maha penyayang kepada insan-insan pilihan, Allah menyayangi hambanya yang taat kepada perintahnya dan menjauhi segala bentuk larangannya. Dan Allah akan melaknat umat manusia yang menentang segala yang ma’ruf dan menjalankan segala sesuatu yang munkar.
dan kepada siapakah Allah maha penyayang? Allah maha pengasih kepada semua makhluk yang ada di alam semesta ini, namun Allah maha penyayang kepada insan-insan pilihan, Allah menyayangi hambanya yang taat kepada perintahnya dan menjauhi segala bentuk larangannya. Dan Allah akan melaknat umat manusia yang menentang segala yang ma’ruf dan menjalankan segala sesuatu yang munkar.
B.
Makna
La ilaha ilalla
Dewasa ini kalimat La ilaha ilallah dapat kita definisikan
secara harfiah bahwa la ilaha : tiada
tuhan yang haq. Ilallah : kecuali
Allah. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa arti la ilaha ilallah adalah Tiada
tuhan selain Allah. Kalimat
yang memang sudah familiar kita dengar, karena kalimat ini adalah kalimat yang
tertunag dalam dua kalimat syahadat dan kalimat yang senantiasa terlantunkan
oleh semua umat muslim baik dalam perjanjian/sumpah, akad nikah, dalam sholat,
dan gerbang utama bagi non muslim untuk masuk islam, bahkan banyak lagi hal
lain yang senantiasa menggunakan kalimat tauhid ini, dan kalimat La ilaha
ilallah adalah kunci awal masuk surga. Kalimat la ilaha ilallah adalah kalimat
tauhid yang mengandung makna bahwa kita selaku umat ciptaan-Nya untuk
senantiasa meng-Esakannya. Jelas bahwa dalam dua kalimat syahadat perintah
untuk mentauhidkan.
Konsekuensi ketika kita
memang benar-benar memahami kalimat La ilaha ilallah adalah sudah hal pasti
untuk tidak mengsekutukannya (syirik). Karena Allah SWT tidak mengampuni dosa
hambanya yang berbuat syirik karena ini merupakan bagian dari dosa besar. Disinilah
kita akan rasakan penghambaan yang sepenuhnya kepada Allah SWT. Karna Allah lah
yang haq.
Jadi pada kesempatan
kali ini penulis akan mengingatkan kepada kita semua terutama kepada penulis
sendiri, yang pada saat ini kita berposisi baik sebagai pelajar maupun
mahasiswa cobalah belajar untuk jujur, itu tindakan minimal yang harus kita
lakukan, karena kita selaku pemuda sebagai tonggak perjuangan bangsa ini. Jika
pemudanya saja sudah tidak mampu belajar dari hal yang terkecil maka bagaimana
kita mau membenahi bangsa ini. Yakinkan bah Allah senantiasa memberikan yang
terbaik buat hambanya yang taat.
C.
Larangan
Berhubungan dengan Jin
Hari gini masih zaman
berhubungan dengan jin? Siapa sebenarnya sih sebenarnya jin itu sampai-sampai
banyak orang memohon kemakmuran hidupnya menyandarkan kepada jin? Apa yang
menjadi perbedaan antara jin, iblis, setan?
Penulis akan coba ungkap apa-apa saja
yang menjadi bahan pembahasan kita.
Jin berasal dari kata
(Janna : menjadi gelap) jin Allah ciptakan dari nyalanya api yang murni. Dapat
kita ketahui bahwa, jin ini adalah makhluk ghaib yang memang tidak dapat kita
lihat,namun jin dapat melihat manusia, tetapi jangan heran jika ada manusia
yang dapat melihat jin meskipun pada dasarnya jin tidak dapat dilihat manusia,
hanya saja jin tersebut dapat menjelma sebagai makhluk kasar, sehingga ada
sebagian orang yang dapat melihatnya. Tidak heran juga bahwa sering kita dengar
ada yang berkata bahwa adanya iblis, iblis memang ada dan dialah bapak dari
jin. Kemudian ada juga yang namanya syetan dalam bahasa arab syetan ini di
artikan jauh. Jauh
disini di jelaskan bahwa jauh dari kebenaran Allah SWT. Atau dapat kita
singgung syetan adalah penentang yang tidak mau menerima kebenaran yang Allah
tetapkan, maka bias kita pahami bahwa jika ada di antara kita yang menentang
akan adanya kebenaran yang turun dari Allah melalui rosulnya maka biasa kita
sebut bahwa dialah Syetan.
Nah, setelah kita ulas
sedikit baik tentang jin, iblis maupun syetan maka jelaslah mengapa islam itu
melarang kita umat manusia untuk berhubungan dengan jin, karena prilaku dari jin
yang selalu menentang kebenaran yang Allah berikan kepada umatnya. Jika masih
ada yang hingga saat ini di antara kita yang masih berhubungan dengan jin,
misal mempercayai kekuatan yang ada pada jimat, percaya terhadap dukun-dukun
yang menyimpang, maka ini perlu di benahi. Inilah tugas kita untuk membenahi
diri kita serta mengajak kepada saudara-saudara kita, karna islam adalah
saudara.
Karena tidak sedikit
juga dewasa ini kalangan masyarakat ama yang masih mempercayai hal-hal yang
berhubungan dengan jin, seperti santet, pesugihan dan banyak lagi yang lainnya.
Mau kaya kok mintanya sama jin sama Allah dong, kok mintanya sama setan yang
sudah jelas semua itu tidak benar. Mengapa kita tidak mencontoh Rosulullah SAW.
Karena segalanya ada pada diri Rosulullah, dan satu hal lagi yang memang harus
benar-benar tertanam dalam diri kita adalah kita masih punya Allah SWT yang
maha kaya, maha bijaksana dan maha segalanya.
Allahu Akbar..